Minggu, 26 Juni 2011

KESEHATAN TUBA FALLOPI PADA KESEHATAN IBU DAN ANAK


KESEHATAN TUBA FALLOPI

A. Anatomi
Panjangnya rata-rata 8 – 14 cm.                                            
Diameternya 3 – 8 mm dan di ujung bagian dekat uterus menyempit. Makin jauh dari rahim makin membesar dan membentuk ampula, dan akhirnya membelok ke bawah untuk berakhir menjadi tepi berfimbria. Salah satu umbai (fimbria) menempel ke ovarium. Tuba uterina ditutupi oleh peritoneum; di bawah peritoneum ini terdapat lapisan berotot yang terdiri atas serabut longitudinal dan melingkar. Lapisan dalam ini terdiri atas epitelium yang bersilia.
Lubang ujung tuba uterina menghadap ke peritoneum, maka dengan demikian terbentuk jalan dari vagina, melalui uterus dan tuba masuk rongga peritoneum, sehingga pada orang perempuan peritoneum berupa kantong terbuka, bukan tertutup.
Pada tuba ini dibedakan menjadi 4 bagian :
1. Pars Interstitialis (intramuralis), yaitu berada di dinding uerus, mulai pada ostium internum
2. Pars isthmica, bagian tuba setelah keluar dari dinding uterus (3 – 6 cm) bentuk nya lurus dan sempit, berdiameter 2 – 3mm.
3. Pars Ampularis,bagian tuba ke arah pars isthmica dan infundibulum merupakan bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk S,berdiameter 4 – 10 mm
4. Infundibulum , Ujung dari tuba dengan umbai-umbai yang disebut fimbriae, lubangnya disebut ostium abdominale tubae.
B. FAAL (FISIOLOGI)
Fungsi normal Tuba Fallopi yaitu untuk mengantarkan ovum dari ovarium ke uterus / tempat terjadinya konsepsi (pembuahan)
Ketika sebuah ovum berkembang dalam sebuah ovarium, ia diselubungi oleh sebuah lapisan yang di kenal dengan nama follikel ovarium.
Pada saat ovum mengalami kematangan, folikel dan ovarium akan runtuh , membuat ovum dapat berpindah dan memasuki Tuba Fallopi. Dari sana perjalanan di lanjutkan ke dalam rahim, dengan bantuan pergerakan dari cilia pada bagian dalam tuba. Perjalanan ini menghabiskan waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Jika ovum dibuahi ketika berada di dalam tuba Fallopi, maka ia akan menempel mlsecara normal di dalam endometrium ketika mencapai rahim, yang merupakan pertandanya kehamilan.



C. PATOLOGIS
KEHAMILAN EKTOPIK
Kehamilan ini bisa terjadi karena terjadinya pembuahan tetapi embrio tidak dapat tertanam di rahim melainkan di saloran fallopi atau di sebut juga hamil di luar kandungan, resiko kehamilan ektopik akan meningkat seiring kejadian infeksi pada saluran fallopi.
Example :
1. KEHAMILAN TUBA
Kejadian kehamilan tuba ialah 1 diantara 150 persalinan, kejadian ini dipengaruhi oleh faktor sosial, kemungkinan karena pada golongan pendapatan rendah sering terjadi Gonorrhoe karena kurangnya kesadaran untuk berobat.
Sebab-sebab kehamilan tuba ialah :
a. hal-hal yang mempersulit perjalanan telur ke dalam cavum uteri
b. Tuba yang panjang seperti pada hypoplasia uteri
c. Hal-hal yang memudahkan nidasi
TINDAKAN / TERAPI
Segera dilakukan operasi salpingektomi dengan pemberian transfusi darah , operasi tidak usah di tangguhkan sampai shock teratasi asal transfuse darah berjalan opeasi dapat dimualai dengan segera
2. KEHAMILAN INTERSTISIIL
Inplantasi telur terjadi dalam pars interstitialis tubae. Karena lapisan myometrium di sini lebih tebal maka ruptur terjadi lebih lambat kira-kira pada bulan ke 3 dan 4.
Kalau terjadi Reptur maka akan terjadi pendarahan hebat karena tempat ini banyak pembuluh darahnya sehigga dapat menyebabkan kematian
TINDAKAN / TERAPI
Hysterektomi yaitu pengeluaran rahim melalui pembedahan atau operasi sesar yang disusul dengan pengangkatan rahim atau saluran telur dan indung telur.
D. LAIN-LAIN
Terdapat beberapa gangguan yang bisa terjadi di dalam tuba Fallopi, yaitu :
1. Tubal Reanatomosis
Diterapkan untuk memperbaiki sebagian saluran fallopi yang rusak akibat penyakit.
2. Salpingostomi
Dilakukan bila ujung saluran fallopi tersumbat oleh sebab bertambahnya cairan, sehingga jalan menuju indung telur akan terbuka.
3. Fimbrioplasti
Apabila ada bagian fallopi yang menuju indung telur tertutup atau terdapat bekas luka, sehingga menghambat penangkapan telur.
4. Selective Tubal Cannulation
Ini pilihan tindakan untuk sumbatan yang terjadi pada saluran fallopi di dekat rahim.
Karakteristik Ibu Hamil yang Mengkonsumsi Tablet Fe di Kelurahan  Hadimulyo Timur Tahun 2008
Sunday, June 13, 2010 9:14 PM
Salah satu dari beberapa faktor tidak langsung penyebab kematian ibu adalah anemia. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi terjadinya komplikasi pada kehamilan persalinan, resiko kematian maternal, prematuritas, BBLR, dan kematian perinatal. Disamping itu, perdarahan antepartum dan post partum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal. Sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah.
  Wanita hamil memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami anemia dan defisiensi besi untuk itu setiap kehamilan membutuhkan lebih banyak konsumsi zat besi untuk perkembangan bayi. Dan juga konsumsi makanan yang berkualitas. Jika kehamilan yang tidak diikutsertakan dengan konsumsi makanan yang baik akan menjadi kehamilan yang lemah dan beresiko.
  Gizi seimbang adalah pola konsumsi makanan sehari-hari yang sesuai dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif, agar sasaran keseimbangan gizi dapat tercapai. Akan tetapi dalam kenyataannya tidak semua ibu hamil yang mendapat tablet besi meminumnya secara rutin. Hal ini bisa disebabkan karena faktor ketidaktahuan pentingnya tablet besi untuk kehamilannya.
  Banyak wanita Indonesia tidak mempedulikan ataupun kurang memahami aspek kekurangan zat besi terhadap tingkat kecerdasan. Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet Fe, frekuensi tablet perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia khususnya zat besi.
  Untuk itu penurunan Angka Kematian Ibu merupakan salah satu prioritas pembangunan kesehatan yang mengacu pada Indonesia Sehat 2010. Yang dilakukan dengan cara memberi pengetahuan kepada semua lapisan masyarakat untuk memahami “Tiga Terlambat” dan “Empat Terlalu”. Seperti program yang telah dicanangkan Making Pregnancy Safer (MPS) yang terfokus pada pendekatan perencanaan sistematis dan terpadu dalam intervensi klinis dan sistem kesehatan. Menurut penelitian kepatuhan ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi dengan pendidikan rendah sebanyak 23%.
PATOLOGI MASA NIFAS
Friday, June 11, 2010 8:09 PM
Selama masa nifas dapat terjadi 4 masalah utama :
1. Perdarahan pasca persalinan
2. Infeksi masa nifas
3. Tromboemboli
4. Depresi pasca persalinan
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN
1. Perdarahan pasca persalinan PRIMER
o Perdarahan > 500 ml yang terjadi dalam waktu 24 jam pasca persalinan
2. Perdarahan pasca persalinan SEKUNDER
o Perdarahan abnormal yang terjadi setelah 24 jam pasca persalinan sampai berakhirnya masa nifas.
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN PRIMER :
Perdarahan pasca persalinan primer adalah perdarahan lebih dari 500 ml dalam waktu 24 jam pertama pasca persalinan.
Etiologi :
1. Atonia uteri dan
2. Sisa plasenta ( 80%)
3. Laserasi jalan lahir (20% )
4. Gangguan faal pembekuan darah pasca solusio plasenta
Faktor resiko :
1. Partus lama
2. Overdistensi uterus ( hidramnion , kehamilan kembar, makrosomia )
3. Perdarahan antepartum
4. Pasca induksi oksitosin atau MgSO4
5. Korioamnionitis
6. Mioma uteri
7. Anaesthesia
Diagnosis :
Jumlah perdarahan pasca persalinan yang sesunguhnya sulit ditentukan oleh karena sering bercampur dengan cairan amnion, tercecer, diserap bersama dengan kain dan lain sebagainya.
Perdarahan pervaginam yang profuse dapat terjadi sebelum plasenta lahir atau segera setelah ekspulsi plasenta.
Perdarahan dapat terjadi secara profus dalam waktu singkat atau sedikit sedikit diselingi dengan kontraksi uterus.
PENATALAKSANAAN :
A. Perdarahan kala III ( plasenta belum lahir )
Masase fundus uterus untuk memicu kontraksi uterus disertai dengan tarikan talipusat terkendali. Bila perdarahan terus terjadi meskipun uterus telah berkontraksi dengan baik, periksa kemungkinan laserasi jalan lahir atau ruptura uteri
Bila plasenta belum dapat dilahirkan , lakukan plasenta manuil

Bila setelah dilahirkan terlihat tidak lengkap maka harus dilakukan eksplorasi cavum uteri atau kuretase
B. Perdarahan pasca persalinan primer ( true HPP )
1. Periksa apakah plasenta lengkap
2. Masase fundus uteri
3. Pasang infuse RL dan berikan uterotonik ( oksitosin , methergin atau misoprostol )
4. Bila perdarahan > 1 L pertimbangkan tranfusi
5. Periksa faktor pembekuan darah
6. Bila kontraksi uterus baik dan perdarahan terus terjadi , periksa kembali kemungkinan adanya laserasi jalan lahir
7. Bila perdarahan terus berlangsung , lakukan kompresi bimanual
8. Bila perdarahan terus berlangsung , pertimbangkan ligasi arteri hipogastrika
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN SEKUNDER
Etiologi utama adalah :
1. Proses reepitelialisasi ‘plasental site’ yang buruk ( 80% )
2. Sisa konsepsi atau gumpalan darah
Bila dengan pemeriksaan ultrasonografi dapat diidentifikasi adanya masa intra uterin (sisa konsepsi atau gumpalan darah ) maka harus dilakukan evakuasi uterus
Terapi awal :
1. Memasang cairan infuse dan
2. Memberikan uterotonika (methergin 0.5 mg intramuskular)
3. Antipiretika dan Antibiotika (bila ada tanda infeksi)
4. Kuretase hanya dilakukan bila ada sisa konsepsi
INFEKSI MASA NIFAS
FEBRIS PUERPERALIS adalah meningkatnya suhu tubuh diatas 380 C selama 24 jam yang terjadi setelah hari pertama sampai hari ke 10 pasca persalinan atau abortus.
Infeksi dapat bersifat genital atau non – genital
Etiologi :
INFEKSI GENITAL
1. Patogen potensial yang berada dalam vagina secara normal :
1. Streptococcus anerobik
2. Basil gram negatif anerobik
3. Streptococcus hemolyticus (selain group A)
2. Bakteri yang berasal dari organ visera sekitar :
1. E Coli
2. Clostridium Welchii
3. Bakteri yang berasal dari organ yang jauh :
1. Stafilokok
2. Streptokus Hemolitikus Grup A
4. Mycoplasma hominis
INFEKSI NON – GENITAL :
1. Infeksi traktus urinarius : E Coli
2. Infeksi mamme : stafilikok
LOKASI dan PENYEBARAN INFEKSI
Sebagian besar infeksi nifas yang berasal dari traktus genitalis merupakan infeksi ascending dari vagina atau servik dan mengadakan infeksi pada lokasi plasenta. Penyebaran selanjutnya dari tempat ini dapat terus keatas mengenai tuba falopii – parametrium sehingga menyebabkan pelvio peritonitis.
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan payudara : mastitis
• Pemeriksaan urine : bakteriuria
• Palpasi abdomen : nyeri abdomen
• Inspeksi genitalia : infeksi luka jalan lahir
• Hapusan vagina : pemeriksaan bakteriologi
TERAPI :
• Rawat di RS
• Antibiotika spektrum luas yang tepat
• Metronidazole 3 x 500 mg selama 5 hari
TROMBOEMBOLI
Trombosis vena dapat terjadi selama kehamilan atau sering terjadi pada masa nifas antara hari ke 5 – 15.
Perawatan obstetri yang baik dan ambulasi dini dapat menurunkan kejadian penyakit tromboemboli.
Proses trombosis selalu berawal dari vena profunda tungkai bawah namun dapat pula menjalar keatas menuju vena femoralis atau vena vena dalam panggul. Situasi ini sering menyebabkan terjadinya emboli paru
DIAGNOSIS DVT – DEEP VEIN THROMBOSIS
Tanda klinik adalah terjadinya demam ringan, kenaikan frekuensi nadi dan rasa lesu.
Tanda klinik tak dapat memberi informasi mengenai progresivisitas penyakit.
Konfirmasi diagnosis adanag dengan menggunakan”colour – enhanced Doppler imaging “ pada vena tibialis dan femoralis.
Diagnosis emboli paru :
• Dispneoe
• Nyeri dada
• Sianosis
• Krepitasi pada auskultasi paru
Terapi DVT :
• Heparin infus ( 20.000 dalam 500 PZ denga kecepatan 25 ml / jam untuk mencapai dosis 25.000 IU per hari ) selama 5 hari dan dipantau dengan pemeriksaan APTT. Active partial tromboplastin time
• Tirah baring dengan tungkai di elevasi selama heparinisasi
Terapi Emboli Paru :
• Heparin bolus 25.000 IU intra vena dan diikuti dengan pemberian per infus seperti ada kasus DVT
MASALAH PSIKIATRI PASCA PERSALINAN
1. Third Days Blues”
2. Depresi pasca persalinan
3. Psikosis pasca persalinan
“third days blues”
50 – 70% terjadi instabilitas emosional pada ibu pasca persalinan dengan penyebab yang tidak jelas.
Gejala berawal antara hari ke 3 – 5 pasca persalinan.
Instabiltas emosional dapat berlangsung kurang dari 1 minggu namun ada kasus yang dapat terjadi sampai berbulan-bulan
DEPRESI PASCA PERSALINAN
8 – 12% wanita pasca persalinan akan menampakkan tanda – tanda depressi dalam 5 bulan pertama pasca persalinan.
Resiko tinggi mengalami kejadian ini :
1. Ibu berusia < 16 tahun
2. Riwayat keluarga dengan depresi atau pernah menderita depresi
3. Depresi pada masa hamil
4. Masalah hubungan keluarga pada masa remaja
5. Tidak ada dukungan dari pasangan selama kehamilan , persalinan
6. Merawat bayi sendirian tanpa keluarga atau teman
7. Pengalaman negatif saat berhubungan dengan tenaga kesehatan selama kehamilan
8. Riwayat komplikasi kehamilan
PSIKOSIS PASCA PERSALINAN
1 – 3% wanita mengalami kejadian psikosis pasca persalinan dalam bentuk manik atau depresi naun ada juga yang diselingi dengan episode skisofrenik
Gangguan ini dapat terjadi secara mendadak pada hari 5 – 15 pasca persalinan. Pada awalnya pasien merasa bingung , cemas, tidak dapat tidur dan sedih. Delusi ( merasa bahwa anaknya mengalami sesuatu yang berbahaya ) atau halusinasi terjadi dengan cepat.
Pasien harus segera memperoleh perawatan secara profesional.
CONTOH SISTEMATIKA PENYUSUNAN KARYA ILMIAH SEDERHANA
Friday, June 11, 2010 7:17 PM
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAK

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Permasalahan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Hipotesis Penelitian

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

BAB III. METODOLOGI
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
B. Kehadiran Peneliti
C. Lokasi Penelitian
D. Rencana Tindakan
E. Pengumpulan data
F. Indikator Kerja

BAB IV. PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V. PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN

CATATAN: BANYAK SUMBER MEMBERIKAN MODEL SISTEMATIKA PENULISAN KARYA ILMIAH YANG BERBEDA ATAU BERAGAM, SEHINGGA SAMPAI SAAT INI SAYA BELUM BISA MENEMULAN “FORMAT BAKU: PENULISAN KARYA ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI PENGERTIAN
Friday, June 11, 2010 1:22 AM
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer,2001)
Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas : ( Darmojo, 1999 )
Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan – perubahan pada :
Elastisitas dinding aorta menurun
Katub jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
Kegemukan atau makan berlebihan
Stress
Merokok
Minum alcohol
Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
Ginjal
Glomerulonefritis
Pielonefritis
Nekrosis tubular akut
Tumor
Vascular
Aterosklerosis
Hiperplasia
Trombosis
Aneurisma
Emboli kolestrol
Vaskulitis
Kelainan endokrin
DM
Hipertiroidisme
Hipotiroidisme
Saraf
Stroke
Ensepalitis
SGB
Obat – obatan
Kontrasepsi oral
Kortikosteroid
PATOFISIOLOGI / PATHWAY
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu” disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal
Glukosa
Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )
Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )
Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal / ureter
Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
Penurunan berat badan
Penurunan asupan etanol
Menghentikan merokok
Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
Dosis obat pertama dinaikkan
Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa
blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh
Obat ke-2 diganti
Ditambah obat ke-3 jenis lain
Step 4 : Alternatif pemberian obatnya
Ditambah obat ke-3 dan ke-4
Re-evaluasi dan konsultasi
Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :
Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya
Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya
Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas
Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter
Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita
Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah
Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x sehari
Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi
Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal
Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.
PENGKAJIAN
Aktivitas / istirahat
Gejala :
Kelemahan
Letih
Napas pendek
Gaya hidup monoton
Tanda :
Frekuensi jantung meningkat
Perubahan irama jantung
Takipnea
Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup, penyakit serebrovaskuler
Tanda :
Kenaikan TD
Nadi : denyutan jelas
Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia
Bunyi jantung : murmur
Distensi vena jugularis
Ekstermitas
Perubahan warna kulit, suhu dingin( vasokontriksi perifer ), pengisian kapiler mungkin lambat
Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor stress multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan )
Tanda :
Letupan suasana hati
Gelisah
Penyempitan kontinue perhatian
Tangisan yang meledak
otot muka tegang ( khususnya sekitar mata )
Peningkatan pola bicara
Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat penyakit ginjal )
Makanan / Cairan
Gejala :
Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan kolesterol
Mual
Muntah
Riwayat penggunaan diuretic
Tanda :
BB normal atau obesitas
Edema
Kongesti vena
Peningkatan JVP
glikosuria
Neurosensori
Gejala :
Keluhan pusing / pening, sakit kepala
Episode kebas
Kelemahan pada satu sisi tubuh
Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )
Episode epistaksis
Tanda :
Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori ( ingatan )
Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman
Perubahan retinal optic
Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :
nyeri hilang timbul pada tungkai sakit kepala oksipital berat nyeri abdomen
Pernapasan
Gejala :
Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas
Takipnea
Ortopnea
Dispnea nocturnal proksimal
Batuk dengan atau tanpa sputum
Riwayat merokok
Tanda :
Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan
Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )
Sianosis
Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : Episode parestesia unilateral transien
Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala :
Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM , penyakit serebrovaskuler, ginjal
Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain
Penggunaan obat / alcohol
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
Tujuan :
Tidak terjadi penurunan curah jantung setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam.
Kriteria hasil :
Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD
Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima
Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil
Intervensi :
Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat
Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas
Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler
Catat edema umum
Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas, batasi jumlah pengunjung.
Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur/kursi
Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher, meninggikan kepala tempat tidur.
Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi
Diuretik Tiazid misalnya klorotiazid ( Diuril ), hidroklorotiazid ( esidrix, hidrodiuril ),
bendroflumentiazid ( Naturetin )
Diuretic Loop misalnya Furosemid ( Lasix ), asam etakrinic ( Edecrin ), Bumetanic ( Burmex )
Diuretik hemat kalium misalnay spironolakton ( aldactone ), triamterene ( Dyrenium ), amilioride ( midamor )
Inhibitor simpatis misalnya propanolol ( inderal ), metoprolol ( lopressor ), Atenolol ( tenormin ), nadolol ( Corgard ), metildopa ( aldomet ), reserpine ( Serpasil ), klonidin ( catapres )
Vasodilator misalnya minoksidil ( loniten ), hidralasin ( apresolin ), bloker saluran kalsium ( nivedipin, verapamil )
Anti adrenergik misalnya minipres, tetazosin ( hytrin )
Bloker nuron adrenergik misalnya guanadrel ( hyloree ), quanetidin ( Ismelin ), reserpin ( Serpasil )
Inhibitor adrenergik yang bekerja secara sentral misalnya klonidin ( catapres ), guanabenz ( wytension ), metildopa ( aldomet )
Vasodilator kerja langsung misalnya hidralazin ( apresolin ), minoksidil, loniten
Vasodilator oral yang bekerja secara langsung misalnya diazoksid ( hyperstat ), nitroprusid ( nipride, nitropess )
Bloker ganglion misalnya guanetidin ( ismelin ), trimetapan ( arfonad ), ACE inhibitor ( captopril, captoten )
Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
Tujuan :
Nyeri atau sakit kepala hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
Kriteria hasil :
Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala
Pasien tampak nyaman
TTV dalam batas normal
Intervensi :
Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan
Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin
Beri tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala seperti kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi dan distraksi
Hilangkan / minimalkan vasokonstriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala misalnya mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk
Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi : analgesik, antiansietas (lorazepam, ativan, diazepam, valium )
Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan adanya tahanan pembuluh darah
Tujuan :
Tidak terjadi perubahan perfusi jaringan : serebral, ginjal, jantung setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
Kriteria hasil :
Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
Haluaran urin 30 ml/ menit
Tanda-tanda vital stabil
Intervensi :
Pertahankan tirah baring
Tinggikan kepala tempat tidur
Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia
Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan
Amati adanya hipotensi mendadak
Ukur masukan dan pengeluaran
Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai program
Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai program
Intoleransi aktifitas berhubungan penurunan cardiac output
Tujuan :
Tidak terjadi intoleransi aktifitas setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
Kriteria hasil :
Meningkatkan energi untuk melakukan aktifitas sehari – hari
Menunjukkan penurunan gejala – gejala intoleransi aktifitas
Intervensi :
Berikan dorongan untuk aktifitas / perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi.
Berikan bantuan sesuai kebutuhan
Instruksikan pasien tentang penghematan energy
Kaji respon pasien terhadap aktifitas
Monitor adanya diaforesis, pusing
Observasi TTV tiap 4 jam
Berikan jarak waktu pengobatan dan prosedur untuk memungkinkan waktu istirahat yang tidak terganggu, berikan waktu istirahat sepanjang siang atau sore
Gangguan pola tidur berhubungan adanya nyeri kepala
Tujuan :
Tidak terjadi gangguan pola tidur setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
Kriteria hasil :
Mampu menciptakan pola tidur yang adekuat 6 – 8 jam per hari
Tampak dapat istirahat dengan cukup
TTV dalam batas normal
Intervensi :
Ciptakan suasana lingkungan yang tenang dan nyaman
Beri kesempatan klien untuk istirahat / tidur
Evaluasi tingkat stress
Monitor keluhan nyeri kepala
Lengkapi jadwal tidur secara teratur
Berikan makanan kecil sore hari dan / susu hangat
Lakukan masase punggung
Putarkan musik yang lembut
Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan fisik.
Tujuan :
Perawatan diri klien terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
Kriteria hasil :
Mampu melakukan aktifitas perawatan diri sesuai kemampuan
Dapat mendemonstrasikan tehnik untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri
Intervensi :
Kaji kemampuan klien untuk melakukan kebutuhan perawatan diri
Beri pasien waktu untuk mengerjakan tugas
Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri
Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan klien / atas keberhasilannya
Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang diderita klien
Tujuan:
Kecemasan hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24
Jam
Kriteria hasil :
Klien mengatakan sudah tidak cemas lagi / cemas berkurang
Ekspresi wajah rilek
TTV dalam batas normal
Intervensi :
Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku misalnya kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi dalam rencana pengobatan
Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi, peka rangsang, penurunan toleransi sakit kepala, ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah
Bantu klien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan strategi untuk mengatasinya
Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan partisipasi maksimum dalam rencana pengobatan
Dorong pasien untuk mengevaluasi prioritas atau tujuan hidup
Kaji tingkat kecemasan klien baik secara verbal maupun non verbal
Observasi TTV tiap 4 jam
Dengarkan dan beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaanya
Berikan support mental pada klien
Anjurkan pada keluarga untuk memberikan dukungan pada klien
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit
Tujuan :
Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi setelah dilakukan tindakan ekperawatan selama 1 x 24 jam
Kriteria hasil:
Pasien mengungkapkan pengetahuan akan hipertensi
Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai program
Intervensi :
Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur
Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress
Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian, tujuan dan efek samping atau efek toksik
Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan dokter
Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk dilaporkan dokter : sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.
Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil
Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat berat
Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai program
Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat, jumlah yang diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung kafein, teh serta alcohol
Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan
Berikan support mental, konseling dan penyuluhan pada keluarga klien
Multivitamin Tingkatkan Resiko Kanker Paru-paru
Thursday, June 10, 2010 12:13 AM
KapanLagi.com - Berdasarkan pada hasil penelitian terkini maka para perokok sebaiknya berhati-hati dalam mengkonsumsi vitamin sebagi suplemen yang meningkatkan daya penglihatan karena pada dosis yang tertentu hal itu dapat meningkatkan resiko terkena kanker paru.

Hasil temuan penelitian memberikan adanya bukti-bukti yang kuat beta karotene dapat meningkatkan resiko terkena kanker paru. Namun banyak aneka vitamin yang dengan jumlah tinggi nutrisi itu tidak memberikan peringatan dini adanya bahaya tersebut. Demikian dikatakan oleh Tawee Tanvetyanon dan Gerold Bepler dari lembaga pusat penelitian kanker H.Lee Moffitt sera Pusat penelitian di Universitas South Florida di Tampa melaporkan hasil penelitian terkini mereka dalam jurnal Kanker.

"Kami menginginkan agar para warga lebih awas menghadapi masalah ini," kata Tanvetyanon mengatakan kepada Reuters.

Tavetyanon dan Bepler mengkaji ulang semua penelitian suplemen beta carotene dalam dosis tinggi serta kaitannya dengan meningkatnya resiko terkena kanker paru dalam literatur kedokteran serta para ilmuwan itu juga mengevaluasi jumlah beta carotene dari puluhan macam suplemen.

Hasil analisa memperlihatkan bahwa perokok yang mengonsumsi dosis tinggi beta carotene, sekitar 20 sampai 30 mg per hari memperoleh 24% kenaikan resiko terkena kanker paru dibandingkan dengan perokok yang tidak mengkonsumsi beta carotene.

Namun nutrisi itu tidak berpengaruh atau memiliki kaitan dengan meningkatnya resiko terkena kanker paru bagi para mantan perokok.

Sebagian besar dari 47 multivitamin yang diteliti oleh para ilmuwan tersebut mengandung 0,3 mg beta carotene yang berjumlah berkisar dari nol hingga 17,2 mg.

Di antara 17 multivitamin lainnya yang dikatakan menambah manfaat bagi daya penglihatan sebagian besar berisi 3 mg dari nutrisi yang dikonsumsi setiap hari dengan kisaran dari nol sampai 24 mg.

Kebanyakan orang umumnya mengambil suplemen dari sejumlah jenis multivitamin, kata Tanvetyanon.

Walaupun sebagian produk berisi atau mengandung beta caroten dalam jumlah relatif kecil namun jumlah itu dapat saja selalu bertambah karena adanya kebiasaan para konsumsi untuk mengonsumsi beberapa jenis suplemen multivitamin .

"Meskipun adanya hubungan antara beta carotene dengan resiko meningkat terkena kanker paru di kalangan perokok, banyak produk suplemen multivitamin yang tak menyertakan keterangan atau peringatan di label produk mereka," kata Tanvetyanon.

"Peringatan yang terbaik yang pernah saya lihat mengatakan: 'Apabila Anda seorang perokok atau mantan perokok sebaiknya Anda berkonsultasi dulu dengan dokter Anda sebelum memutuskan untuk mengambil suplemen.....' Tetapi umumnya produk-produk suplemen tersebut tidak menyertakan peringatan bagi konsumennya atau memberikan keterangan yang sangat tidak memadai," kata Tanvetyanon. (kpl/cax)
Makanan Hitam yang Menyehatkan
Wednesday, June 09, 2010 12:12 AM

Warna bisa menjadi pedoman dalam menentukan nutrisi yang terkandung dalam bahan makanan yang menyehatkan. Pigmen warna dalam suatu makanan adalah petunjuk zat apa yang dikandungnya. Misalnya saja tomat yang berwarna merah cerah karena kandungan likopen yang tinggi.

Berbagai pigmen warna dalam makanan mulai hijau, oranye, kuning dan sebagainya, semuanya mengandung zat yang bisa menjadi antioksidan untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh, mencegah penyakit hati, peradangan, bahkan kanker.

Itulah sebabnya, tampilan makanan sehat terlihat segar penuh warna dari berbagai macam bahan. Tapi dalam beberapa tahun terakhir, bahan makanan yang dianggap sangat menyehatkan justru memiliki pigmen warna hitam atau hitam keunguan. Padahal dari segi tampilan, warna ini identik dengan warna kelam dan kurang menarik selera.

Menurut penelitian, ternyata banyak bahan makanan berpigmen warna hitam yang kandungan nutrisinya lebih tinggi dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya.

Apa saja bahan makanan ‘hitam’ yang menyehatkan?

Beras hitam

Khasiat beras merah tentu sudah bukan hal baru. Tapi beras hitam belum terlalu populer di Indonesia. Beras hitam berbeda dari beras ketan hitam. Baik aroma, rasa, dan kandungan nutrisinya.

Pigmen warna hitam pada beras hitam dihasilkan oleh aleuron dan endospermia yang memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga beras berwarna ungu pekat mendekati hitam.

Beras hitam mengadung 100% serat, banyak mengadung zat besi serta asam amino. Varietas ini tergolong langka dan sangat mahal harganya. Di masa lalu, beras ini hanya bisa dikonsumsi kalangan bangsawan Kerajaan Cina, kemudian menyebar ke Romawi dan Yunani.

Manfaat beras hitam untuk kesehatan antara lain meningkatkan kekebalan tubuh, memperbaiki fungsi hati, mencegah gangguan fungsi ginjal, membersihkan kolesterol dalam darah, dan sebagainya.

Kedelai hitam

Pemanfaatan kedelai hitam masih sangat jarang dilakukan. Kita sudah terlalu terbiasa mengolah kedelai kuning. Sejauh ini, di Indonesia kedelai hitam baru dimanfaatkan sebagai bahan baku kecap. Padahal dari segi kesehatan, kedelai hitam jauh lebih tinggi nutrisinya.

Kedelai hitam banyak mengandung antosianin, yaitu antioksidan yang mampu menghambat terbentuknya gumpalan di pembuluh darah, sehingga mengurangi risiko penyempitan pembuluh darah. Kedelai hitam juga banyak mengandung flavonoid yang berfungsi sebagai antikanker.

Teh hitam

Popularitas teh hitam juga belum seperti teh hijau. Meskipun berasal dari tanaman yang sama dengan teh hijau atau teh oolong, teh hitam memiliki kualitas lebih baik.

Teh hitam memiliki 70% kandungan polifenol, yaitu antioksidan yang berfungsi untuk mencegah dan membersihkan radikal bebas yang masuk ke tubuh. Teh jenis ini juga menghambat penyerapan kolesterol jahat dalam tubuh dan mengusirnya dari dalam tubuh.

Sejumlah penelitian membuktikan bahwa meminum teh hitam setiap hari bisa memberikan pencegahan kanker lebih baik. Selain itu, teh hitam juga sangat baik jadi pilihan bagi Anda yang menghindari kelebihan berat badan.

Beri hitam (blackberry)

Buah yang satu ini sudah lama dikenal sebagai buah antikanker. Kandungan aktioksidan berupa flavonoid yang tinggi membuat beri sangat direkomendasikan sebagai buah untuk mencegah kanker.

Flavonoid tak hanya mencegah kerusakan sel tubuh dan tumbuhnya sel kanker dalam tubuh, tapi juga memperlambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker tersebut

Beras hitam memiliki khasiat yang lebih baik dibanding beras merah dan beras putih. Pangan yang belum sepopuler beras putih ini berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, memperbaiki kerusakan sel hati, mencegah gangguan fungsi ginjal, mencegah kanker/ tumor, memperlambat penuaan, sebagai antioksidan, membersihkan kolesterol dalam darah, dan mencegah anemia.

Beras hitam dan beras merah belum menjadi bahan pangan pokok seperti halnya beras putih, meskipun kedua beras berwarna ini mempunyai nilai gizi tinggi.

Produk makanan dan minuman dari kacang hitam, wijen hitam, dan beras hitam menjadi populer. Di Korea, beras hitam menjadi bagian penting dalam pemeliharaan kesehatan karena kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan.

Beras hitam merupakan varietas lokal yang mengandung pigmen paling baik, berbeda dengan beras putih atau beras warna lain. Beras hitam memiliki rasa dan aroma yang baik dengan penampilan yang spesifik dan unik. Bila dimasak, nasi beras hitam warnanya menjadi pekat dengan rasa dan aroma yang menggugah selera makan. Di Bogor ada rumah makan yang menyediakan nasi timbel dari beras hitam.

Warna beras diatur secara genetik, dan dapat berbeda akibat perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, endospermia, dan komposisi pati pada endospermia. Beras putih agak transparan hanya memiliki sedikit aleuron dan mengandung amilosa sekitar 20%.

Pada beras merah, aleuron mengandung gen yang memproduksi antosianin sebagai sumber warna merah atau ungu. Pada beras hitam, aleuron dan endospermia memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga warna beras menjadi ungu pekat mendekati hitam. Ketan hitam merupakan versi ketan dari beras hitam. Beras hitam memiliki khasiat yang lebih baik dibanding beras merah atau beras warna lain.

Dari hepatitis, kanker sampai penyakit jantung

Beras hitam berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, memperbaiki kerusakan sel hati (hepatitis dan chirosis), mencegah gangguan fungsi ginjal, mencegah kanker/tumor, memperlambat penuaan, sebagai antioksidan, membersihkan kolesterol dalam darah, dan mencegah anemia.

Beras merah berkhasiat mencegah sembelit, cocok untuk diet, mencegah penyakit saluran pencernaan, meningkatkan perkembangan otak, menurunkan kolesterol darah, mencegah kanker dan penyakit degeneratif, menyehatkan jantung, dan mengandung vitamin B1 dan mineral lebih tinggi dibanding beras putih.

Kandungan zat besi tinggi

Beras hitam mengandung sedikit protein, namun kandungan besinya tinggi yaitu 15,52 ppm, jauh lebih tinggi dibanding beras dari varietas IR64, Ciherang, Cisadane, Sintanur, Pandanwangi, dan Batang Gadis yang kandungan besinya berkisar antara 2,9-4,4 ppm.

Zat besi dibutuhkan tubuh dalam pembentukan sel darah merah. Pengkayaan zat besi pada beras untuk mengatasi anemia yang dewasa ini digalakkan tampaknya perlu mulai berpaling pada  beras hitam atau beras merah.

Deskripsi sifat-sifat tanaman padi beras hitam belum tercatat secara rinci. Kelompok Tani Sarana Makmur Seyegan di Sleman melaporkan padi hitam varietas Compo Ireng mampu berproduksi 4,5 t/ha dengan umur panen 5 bulan.

Dalam upaya mengatasi kekurangan pangan dan gizi buruk yang dewasa ini makin meningkat, terutama di daerah berpengairan tadah hujan atau beriklim kering, penelitian varietas padi kaya nutrisi seperti padi beras hitam dan beras merah perlu digalakkan.

Penelitian sejak tahun 2003 menunjukkan, dari persilangan BP140F/Silugonggo// Oryza glaberrima///Silugonggo yang warna berasnya merah, salah satu galurnya menghasilkan butir beras berwarna ungu kehitaman walaupun jumlahnya sedikit (±10%). Meskipun demikian, temuan ini perlu ditindaklanjuti dalam upaya mendapatkan padi beras hitam yang mantap, sebagai varietas atau tetua padi beras hitam berumur genjah. Galur hasil persilangan ini berumur genjah (90-100 hari), tinggi tanaman 90-100 cm dengan penampilan mirip tetuanya Silugonggo. Galur ini diharapkan dapat beradaptasi baik pada lahan kering beriklim kering seperti halnya tetuanya. Mungkin Anda sudah sering mendengar kalau beras merah mempunyai manfaat baik untuk kesehatan kita. Tapi kini kita bisa menemui beras hitam yang bisa mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit. Beras yang hanya dijumpai di Asia ini tidak mengalami proses penggilingan berkali-kali seperti beras putih biasa.

Dimasa Cina kuno, beras yang kaya nutrisi ini hanya boleh dikomsumsi oleh kalangan istana saja. Menurut penelitian di Cina, kadar vitamin, mikroelemen dan asam amino beras hitam lebih tinggi dari semua jenis beras yang biasa Anda temui. Warna yang kurang menarik ini justru menunjukkan bahwa pigmen beras ini tinggi. Pigmen ini mengandung aleron dan endospermia yang menghasilkan antosianin yang berguna sebagai zat antikarsinogenik, meningkatkan kadar trombosit dan memiliki antioksidan tinggi. Selain itu, pigmen ini juga kaya akan zat flavonoid yang bisa mencegah pengerasan pembuluh nadi. Sebagai informasi, kadar flavonoid pada beras hitam lebih tinggi lima kali lipat dari beras biasa.

Keistimewaan lainnya beras hitam berserat tinggi . Laju pencernaan pati pada beras merah lebih lamban ketimbang beras biasa . Maka, Anda yang mengkomsumsi nasi hitam akan merasa kenyang lebih lama. Konon beras ini mempunyai bermacam khasiat antara lain meningkatkan ketahanan tubuh, memperbaiki kerusakan sel hati dalam kasus penyakit hepatisis dan sirosis (pengerasan hati), mencegah gangguan fugsi ginjal , mencegah kanker hati), mencegah gangguan fungsi ganjil, mencegah kanker dan tumor, antiaging alami, sebagai antioksidan, membersihkan kolesterol dalam darah, mencegah anemia dan demam berdarah yang mengakibatkan turunnya kadar trombosit dalam darah.

Beras hitam, sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam. (suaramedia)
Tips sehat kerja di depan komputer
Tuesday, June 08, 2010 11:22 PM


Jika Anda bekerja di rumah atau di kantor atau sebagai internet maker kemungkinan besar Anda menghabiskan banyak waktu di depan komputer anda. Hal ini jelas sebagai rutinitas pekerjan anda. Terkadang membosankan terkadang pula melelahkan sehingga dapat mengganggu stabilitas kesehatan dan produktifitas pekerjaan anda . Berikut adalah beberapa tips sehat untuk anda yang bekerja menggunakan banyak waktu di depan komputer :

1. Setting meja dan kursi kerja anda agar lebih ergonomis. Pastikan Anda memiliki kursi yang nyaman dan mendukung bahwa anda diposisikan dengan baik untuk mengetik. Jangan meletakkan printer atau perangkat keras yang sering anda gunakan terlalu jauh. Perhatikan juga jarak monitor anda.

2. Perhatikan sirkulasi udara ruangan kerja anda. Buatlah senyaman mungkin. Dengan sirkulasi udara yang baik anda akan di buat jauh lebih konsentrasi.

3. Jangan sekali kali makan atau minum diatas meja kerja anda. Ini dapat membahayakan komputer atau laptop anda. Bila terdapat makanan yang tumpah akan menyebabkan tumbuhnya bakteri di atas meja kerja anda. Jelas mengganggu bukan?

4. Bersihkan mouse, keyboard dan perangkat lainnya secara berkala. Bersihkan perangkat tersebut agar jauh dari debu dan bakteri.

5. Istirahatlah sejenak. Jika anda merasa cukup lelah ada baiknya istirhatlah sejenak. Dengan istirahat diharapkan tenaga akan pulih kembali dan lakukan gerakan–gerakan ringan untuk merenggangkan kepenatan.

6. Rileks sejenak. Bila komputer anda tersambung dengan internet cobalah buka website favorit anda pada saat istirahat. Atau sekedar mencari tips-tips sehat, bisa juga mencari resep makanan favorit anda.

7. Buat sebaik mungkin rencana kerja anda pada hari yang bersangkutan. Bisa juga untuk beberapa hari selanjutnya.

8. Bila sudah terlalu penat sebaiknya tunda pekerjaan anda dan istirahatlah. Bila di teruskan akan menggangu konsentrasi pekerjaan anda.

9. Bekerjalah Dalam Ruangan Yang Cukup Cahaya
Perhatikan pencahayaan dalam ruang kerja anda, Jangan bekerja dalam ruangan yang terlalu terang dan menyilaukan mata. Gunakan kerai untuk mengatur cahaya dari jendela. Letakkan lampu di atas kepala. Hindari anda menatap cahayanya secara langsung. Sebaliknya, jangan pula bekerja dalam ruangan yang terlalu gelap atau redup. Usahakan agar ruangan anda cukup terang agar mata anda tidak bekerja terlalu keras.

sumber :monicaqutezz.blogspot.com dari sobatsehat.com
Kurang Gizi Turunkan IQ Hingga 15 Poin
Tuesday, June 08, 2010 11:04 PM
KapanLagi.com - Kekurangan gizi anak pada masa kehamilan ibu dan usia dini anak selain menyebabkan keterlambatan dalam pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik, juga akan mengganggu perkembangan kognitif yang menyebabkan berkurangnya IQ (intelligence quotient) hingga 15 poin.
Menurut Pakar Gizi Prof dr Fasli Jalal PhD, hal itu berarti Indonesia berpotensi kehilangan poin IQ mencapai 17-22 juta poin akibat adanya 1,7 juta anak balita menderita gizi buruk pada 2005.

"Iodium adalah zat gizi mikro yang paling penting dalam mencegah gangguan otak yang dapat menimbulkan menurunnya kemampuan intelektual, melambatnya psikomotor dan menyebabkan keterbelakangan mental," katanya.

Fasli menyebutkan dalam makalahnya, kebutuhan gizi dibagi atas dua bagian yaitu kebutuhan zat-zat gizi makro seperti energi, protein dan lemak dan kebutuhan zat gizi mikro yakni vitamin dan mineral.

Zat gizi makro berfungsi pada proses metabolisme otak dan peningkatan efisiensi proses rangsangan otak, sehingga kekurangan gizi makro menyebabkan terganggunya asupan makanan ke otak dan terganggunya proses metabolisme otak, ujarnya.

Kekurangan asupan protein-energi pada ibu hamil muda di bawah 24 minggu akan menyebabkan jumlah sel-sel otak anaknya berkurang dan kekurangan asupan ini pada akhir kehamilan menyebabkan ukuran sel syaraf anaknya menjadi kecil.

"Kekurangan asupan protein-energi yang berat pada ibu hamil dapat menurunkan berat otak anak sampai 25%," katanya mengutip pakar gizi lainnya.

Energi, ujarnya sangat dibutuhkan otak. Selain untuk membantu proses pertumbuhan dan perkembangan otak, energi diperlukan untuk metabolisme sel-sel syaraf. Demikian juga lemak yang sangat dibutuhkan dalam perkembangan otak di mana lebih dari 60% berat otak adalah lemak.

Sedangkan zat gizi mikro seperti iodium, asam folat, zat besi, seng, tembaga, vitamin, dan cholin, diperlukan dalam pertumbuhan otak.

Asam folat berfungsi untuk pembentukan tabung syaraf, zat besi untuk pembentukan mielin, monoamin dan mendukung metabolisme energi di sel syaraf dan sel glia, seng diperlukan untuk pembentukan DNA, tembaga untuk metabolisme energi sel syaraf dan sel glia, dan cholin untuk membentuk neurotransmitter, metilasi DNA dan pembentukan mielin, urainya.

Sedangkan Vitamin D berperan pada kemampuan daya ingat, kontrol motorik dan keseimbangan emosi, vitamin A untuk pembentukan struktur sel syaraf, vitamin E berfungsi dalam proteksi dari membran sel-sel syaraf, vitamin B6 dan B12 untuk pembentukan neurotransmitter, vitamin C berfungsi sebagai antioksidan dan vitamin B1 memproduksi energi. (ant/cax)
ERITRODERMA
Tuesday, June 08, 2010 10:50 PM
A. DEFINISI
• Eritroderma ( dermatitis eksfoliativa ) adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema seluruh / hampir seluruh tubuh , biasanya disertai skuama ( Arief Mansjoer , 2000 : 121 ).
• Eritroderma merupakan inflamasi kulit yang berupa eritema yang terdapat hampir atau di seluruh tubuh ( www. medicastore . com ).
• Dermatitis eksfoliata generalisata adalah suatu kelainan peradangan yang ditandai dengan eritema dan skuam yang hampir mengenai seluruh tubuh ( Marwali Harahap , 2000 : 28 )
• Dermatitis eksfoliata merupakan keadaan serius yang ditandai oleh inflamasi yang progesif dimana eritema dan pembentukan skuam terjadi dengan distribusi yang kurang lebih menyeluruh ( Brunner & Suddarth vol 3 , 2002 : 1878 ).
B. ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya , penyakit ini dapat dibagikan dalam 2 kelompok :
1. Eritrodarma eksfoliativa primer
Penyebabnya tidak diketahui. Termasuk dalam golongan ini eritroderma iksioformis konginetalis dan eritroderma eksfoliativa neonatorum(5–0 % ).
2. Eritroderma eksfoliativa sekunder
a. Akibat penggunaan obat secara sistemik yaitu penicillin dan derivatnya , sulfonamide , analgetik / antipiretik dan ttetrasiklin.
b. Meluasnya dermatosis ke seluruh tubuh , dapat terjadi pada liken planus , psoriasis , pitiriasis rubra pilaris , pemflagus foliaseus , dermatitis seboroik dan dermatitis atopik.
c. Penyakit sistemik seperti Limfoblastoma.
( Arief Mansjoer , 2000 : 121 : Rusepno Hasan 2005 : 239 )
C. ANATOMI
Kulit mepunyai tiga lapisan utama : Epidermis , Dermis dan Jaringan sub kutis. Epidermis ( lapisan luar ) tersusun dari beberapa lapisan tipis yang mengalami tahap diferensiasi pematangan.
Kulit ini melapisi dan melindungi organ di bawahnya terhadap kehilangan air , cedera mekanik atau kimia dan mencegah masuknya mikroorganisme penyebab penyakit. Lapisan paling dalam epidermis membentuk sel – sel baru yang bermigrasi kearah permukaan luar kulit. Epidermis terdalam juga menutup luka dan mengembalikan integritas kulit sel – sel khusus yang disebut melanosit dapat ditemukan dalam epidermis. Mereka memproduksi melanin , pigmen gelap kulit. Orang berkulit lebih gelap mempunyai lebih banyak melanosit aktif.

Epidermis terdiri dari 5 lapisan yaitu :
a. Stratum Korneum
Selnya sudah mati , tidak mempunyai intisel , intiselnya sudah mati dan mengandung zat keratin.
b. Stratum lusidum
Selnya pipih , bedanya dengan stratum granulosum ialah sel – sel sudah banyak yang kehilangan inti dan butir – butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar.
Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki.
c. Stratum Granulosum
Stratum ini terdiri dari sel – sel pipih. Dalam sitoplasma terdapat butir–butir yang disebut keratohialin yang merupakan fase dalam pembentukan keratin.
d. Stratum Spinosum / Stratum Akantosum
Lapisan yang paling tebal.
e. Stratum Basal / Germinativum
Stratum germinativum menggantikan sel – sel yang diatasnya dan merupakan sel – sel induk.
Dermis terdiri dari 2 lapisan :
a. Bagian atas , papilaris ( stratum papilaris )
b. Bagian bawah , retikularis ( stratum retikularis )
Kedua jaringan tersebut terdiri dari jaringan ikat lonngar yang tersusun dari serabut – serabut kolagen , serabut elastis dan serabut retikulus
Serabut kolagen untuk memberikan kekuatan pada kulit. Serabut elastis memberikan kelenturan pada kulit.
Retikulus terdapat terutama di sekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikan kekuatan pada alat tersebut.
Subkutis
Terdiri dari kumpulan – kumpulan sel – sel lemak dan diantara gerombolan ini berjalan serabut – serabut jaringan ikat dermis.
Fungsi kulit :
- Proteksi - Pengatur suhu
- Absorbsi - Pembentukan pigmen
- Eksresi - Keratinisasi
- Sensasi - Pembentukan vit D
( Syaifuddin , 1997 : 141 – 142 )
D. PATOFISIOLOGI
Pada dermatitis eksfoliatif terjadi pelepasan stratum korneum ( lapisan kulit yang paling luar ) yang mencolok yang menyebabkan kebocoran kapiler , hipoproteinemia dan keseimbangan nitrogen yang negatif . Karena dilatasi pembuluh darah kulit yang luas , sejumlah besar panas akan hilang jadi dermatitis eksfoliatifa memberikan efek yang nyata pada keseluruh tubuh.
Pada eritroderma terjadi eritema dan skuama ( pelepasan lapisan tanduk dari permukaan kult sel – sel dalam lapisan basal kulit membagi diri terlalu cepat dan sel – sel yang baru terbentuk bergerak lebih cepat ke permukaan kulit sehingga tampak sebagai sisik / plak jaringan epidermis yang profus.
Mekanisme terjadinya alergi obat seperti terjadi secara non imunologik dan imunologik ( alergik ) , tetapi sebagian besar merupakan reaksi imunologik. Pada mekanismee imunologik, alergi obat terjadi pada pemberian obat kepada pasien yang sudah tersensitasi dengan obat tersebut. Obat dengan berat molekul yang rendah awalnya berperan sebagai antigen yang tidak lengkap ( hapten ). Obat / metaboliknya yang berupa hapten ini harus berkojugasi dahulu dengan protein misalnya jaringan , serum / protein dari membran sel untuk membentuk antigen obat dengan berat molekul yang tinggi dapat berfungsi langsung sebagai antigen lengkap.
( Brunner & Suddarth vol 3 , 2002 : 1878 )
F. MANIFESTASSI KLINIS
• Eritroderma akibat alergi obat , biasanya secara sistemik. Biasanya timbul secara akut dalam waktu 10 hari. Lesi awal berupa eritema menyeluruh , sedangkan skuama baru muncul saat penyembuhan.
• Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit yang tersering addalah psoriasis dan dermatitis seboroik pada bayi ( Penyakit Leiner ).
– Eritroderma karena psoriasis
Ditemukan eritema yang tidak merata. Pada tempat predileksi psoriasis dapat ditemukan kelainan yang lebih eritematosa dan agak meninngi daripada sekitarnya dengan skuama yang lebih kebal. Dapat ditemukan pitting nail.
– Penyakit leiner ( eritroderma deskuamativum )
Usia pasien antara 4 -20 minggu keadaan umum baik biasanya tanpa keluhan. Kelainan kulit berupa eritama seluruh tubuh disertai skuama kasar.
– Eritroderma akibat penyakit sistemik , termasuk keganasan. Dapat ditemukan adanya penyakit pada alat dalam , infeksi dalam dan infeksi fokal. ( Arif Masjoor , 2000 : 121 )
G. KOMPLIKASI
Komplikasi eritroderma eksfoliativa sekunder :
- Abses - Limfadenopati
- Furunkulosis - Hepatomegali
- Konjungtivitis - Rinitis
- Stomatitis - Kolitis
- Bronkitis
( Ruseppo Hasan , 2005 : 239 : Marwali Harhap , 2000 , 28 )
H. PENGKAJIAN FOKUS
Pengkajian keperawatan yang berkelanjutan dilaksanakan untuk mendeteksi infeksi. Kulit yang mengalami disrupsi , eritamatosus serta basah amat rentan terhadap infeksi dan dapat menjadi tempat kolonisasi mikroorganisme pathogen yang akan memperberat inflamasi antibiotik , yang diresepkan dokter jika terdapat infeksi , dipilih berdasarkan hasil kultur dan sensitivitas.
I. BIODATA
a. Jenis Kelamin
Biasnya laki – lak 2 -3 kali lebih banyak dari perempuan.
b. Riwayat Kesehatan
– Riwayat penyakit dahulu ( RPM )
Meluasnya dermatosis keseluruh tubuh dapat terjadi pada klien planus , psoriasis , pitiasis rubra pilaris , pemfigus foliaseus , dermatitis. Seboroik dan dermatosiss atopik , limfoblastoma.
– Riwayat Penyakit Sekarang
Mengigil panas , lemah , toksisitas berat dan pembentukan skuama kulit.
c. Pola Fungsi Gordon
1. Pola Nutrisi dan metabolisme
Terjadinya kebocoran kapiler , hipoproteinemia dan keseimbangan nitrogen yang negative mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh pasien ( dehidrasi ).
2. Pola persepsi dan konsep diri
– Konsep diri
Adanya eritema ,pengelupasan kulit , sisik halus berupa kepingan / lembaran zat tanduk yang besr – besar seperti keras selafon , pembentukan skuama sehingga mengganggu harga diri.
3. Pemeriksaan fisik
a. KU : lemah
b. TTV : suhu naik atau turun.
c. Kepala
Bila kulit kepala sudah terkena dapat terjadi alopesia.
d. Mulut
Dapat juga mengenai membrane mukosa terutama yang disebabkan oleh obat.
e. Abdomen
Adanya limfadenopati dan hepatomegali.
f. Ekstremitas
Perubahan kuku dan kuku dapat lepas.
g. Kulit
Kulit periorbital mengalami inflamasi dan edema sehingga terjadi ekstropion pada keadaan kronis dapat terjadi gangguan pigmentasi. Adanya eritema , pengelupasan kulit , sisik halus dan skuama.
( Marwali Harahap , 2000 : 28 – 29 : Rusepno Hasan , 2005 : 239 , Brunner & Suddarth , 2002 : 1878 ).
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN FOKUS INTERVENSI
1. Gangguan integritas kulit bd lesi dan respon peradangan
Kriteria hasil : - menunjukkan peningkatan integritas kulit
- menghindari cidera kulit
Intervensi
a. kaji keadaaan kulit secara umum
b. anjurkan pasien untuk tidak mencubit atau menggaruk daerah kulit
c. pertahankan kelembaban kulit
d. kurangi pembentukan sisik dengan pemberian bath oil
e. motivasi pasien untuk memakan nutrisi TKTP
2. Gangguan rasa nyaman : gatal bd adanya bakteri / virus di kulit
Tujuan : setelah dilakuakn asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi luka pada kulit karena gatal
Kriteria hasil : - tidak terjadi lecet di kulit
- pasien berkurang gatalnya
Intervensi
a. beritahu pasien untuk tidak meggaruk saat gatal
b. mandikan seluruh badan pasien ddengan Nacl
c. oleskan badan pasien dengan minyak dan salep setelah pakai Nacl
d. jaga kebersihan kulit pasien
e. kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat pengurang rasa gatal
3. Resti infeksi bd hipoproteinemia
Tujuan : setalah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil : - tidak ada tanda – tanda infeksi
( rubor , kalor , dolor , fungsio laesa )
- tidak timbul luka baru
Intervensi
a. monitor TTV
b. kaji tanda – tanda infeksi
c. motivasi pasien untuk meningkatkan nutrisi TKTP
d. jaga kebersihan luka
e. kolaborasi pemberian antibiotik
DAFTAR PUSTAKA
- Brunner 7 Suddarth vol 3 , 2002. KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH, Jakarta : EGG
- Doenges M E. 1999. Rencana asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan dokumentasi perawatan pasien edisi 3 , Jakarta : EGC
- Harahap Marwali 2000 , Ilmu Penyakit Kulit , Jakarta : Hipokrates
- Hasan Rusepno 2005 , Ilmu Keperawatan Anak , Jakarta : FKUI
- Mansjoer , Arief , 2000 , Kapita Selekta Kedokteran , Jakarta : EGC
- Syaifudin , 1997 , anatomi Fisiologi , Jakarta : EGC
Kurang Asam Folat Bisa Sebabkan Bayi Cacat
Saturday, June 05, 2010 1:05 AM
Kekurangan asam folat pada ibu hamil, berdasarkan penelitian, bisa menyebabkan terjadinya kecacatan pada bayi yang dilahirkan. Bayi mengalami cacat pada otak dan sumsum tulang belakang.

Menurut dr Noroyono Wibowo SpOG, Kepala Subbagian Fetomaternal Departemen Obestetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI), dalam semiloka manfaat asam folat yang diselenggarakan di Jakarta, beberapa waktu lalu, asam folat merupakan enzim untuk memproduksi DNA (Deoxyribose Nucleic Acid).

”Asam folat juga penting dalam membantu pembelahan sel. Asam folat juga bisa mencegah anemia dan menurunkan risiko terjadinya NTD (Neural Tube Defects) dan sebagai antidepresan,” kata Bowo.

Sering kali para ibu tidak mengetahui dirinya kekurangan asam folat karena sebagian besar kehamilan terjadi tanpa direncanakan. ”Kebanyakan pasutri (pasangan suami istri) tidak pernah merencanakan kehamilan. Tahu-tahu ibu langsung hamil setelah telat datang bulan. Mereka baru datang ke dokter setelah positif hamil beberapa minggu.”

Karena itu, ibu pun sering tidak membekali diri dengan gizi yang mencukupi ketika sebelum dan sesudah kehamilan. ”Kalau kehamilan direncanakan, maka ia akan mempersiapkan gizi yang baik sebelum hamil. Padahal, kebutuhan asam folat untuk ibu hamil harus disiapkan sejak sebelum kehamilan.”

Di Indonesia sendiri belum ada data pasti berapa besarnya prevalensi adanya penyakit kelainan sumsum tulang belakang. ”Jumlah angka kematian bayi di Indonesia masih relatif tinggi. Kematian bayi ini belum diidentifikasi penyebabnya apa, karena belum ada data. Salah satu penyebab kematian bayi adalah kekurangan asam folat,” ujar Bowo.

Kekurangan asam folat menyebabkan bayi lahir dengan bibir sumbing, bayi dengan berat badan rendah, Down’s Syndrome, dan keguguran. ”Bayi mengalami kelainan pembuluh darah. Rusaknya endotel pipa yang melapisi pembuluh darah, menyebabkan lepasnya plasenta sebelum waktunya.”

Kelainan lainnya adalah bayi mengalami gangguan buang air besar dan kecil, anak tidak bisa berjalan tegak dan emosi tinggi. Pada anak perempuan saat dewasa tidak mengalami menstruasi.

Pada ibu hamil kekurangan folat menyebabkan meningkatnya risiko anemia, sehingga ibu mudah lelah, letih, lesu, dan pucat.

Sumber makanan yang mengandung asam folat adalah hati sapi (liver), brokoli, jeruk, bayam, dan sebagainya. ”Roti dan susu juga mengandung asam folat tinggi, sebab kini susu dan tepung terigu telah difortifikasi mengandung asam folat,” jelas Dr Tim Green PhD dari Department of Human Nutrition University of Otago New Zealand

Hanya saja hati sapi mengandung vitamin A cukup tinggi. Pemberian vitamin A pada ibu hamil sangat tidak dianjurkan karena menyebabkan gangguan kehamilan. Oleh sebab itu, pengganti hati sapi adalah susu.

Kebutuhan asam folat untuk ibu hamil dan usia subur sebanyak 400 mikrogram/hari atau sama dengan dua gelas susu. ”Mengonsumsi folat tidak hanya ketika hamil, tetapi sebelum hamil sangat dianjurkan. Banyak negara telah melakukan kebijakan dalam pengurangan NTD dengan mewajibkan ibu mengonsumsi asam folat,” tuturnya. (Nda/V-2)

sumber: Media Indonesia, 4 Februari 2005
Gusi Berdarah dapat terjadi pada Ibu Hamil
Saturday, June 05, 2010 1:01 AM
Kehamilan merupakan saat yang dinantikan, namun terkadang ada ikutan lain yang mengusik hari-hari ibu hamil.
Selain morning sickness yang mengganggu, ada gangguan lain dirasakan Anissa saat hamil. Gusinya kerap berdarah. Wah!

Selain morning sickness yang mengganggu, ada gangguan lain dirasakan Anissa saat hamil. Gusinya kerap berdarah. Wah!

Kehamilan merupakan saat yang dinantikan, namun terkadang ada ikutan lain yang mengusik hari-hari ibu hamil. Misalnya saja perubahan mood, perubahan kebiasaan, dan sebagainya.

Salah satu perubahan yang dikeluhkan oleh Anissa (29 tahun) adalah perdarahan gusi.

Secara umum gusi berdarah diakibatkan adanya proses sebab akibat. Plak yang terdapat pada gigi selain menyebabkan gigi berlubang juga dapat mengiritasi gusi, menyebabkan infeksi, dan pada akhirnya menyebabkan kelemahan pembuluh darah di gusi.
Gangguan gusi

Periodontal disease(penyakit jaringan penyangga gigi) dapat berupa infeksi pada gusi dan tulang yang menopang gigi. Hingga saat ini ahli kesehatan oral menyatakan bahwa gangguan pada gusi ini dipicu oleh plak yang tidak dibersihkan secara seksama.
Plak adalah media yang dapat menjadi sarang bakteri penyebab infeksi gusi.

Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala seperti berikut, segera hubungi dokter gigi.
* Jarak antara gigi semakin renggang
* Gusi menyusut sehingga pangkal gigi semakin terlihat
* Gigi tanggal tanpa diketahui sebabnya
* Rasa nyeri pada gusi
* Halitosis (aroma mulut tak sedap)
Kelainan atau penyakit pada jaringan penyangga gigi atau gusi dapat juga disebabkan karena hal-hal lain, seperti :

- Penyakit sistemik, seperti Diabetes Mellitus dll
- Kehamilan
- Sedang menjalani terapi oral tertentu
- Penyakit darah, seperti anemia dan leukimia.
Yang harus dilakukan
Jika gusi berdarah, segera periksakan diri ke dokter gigi untuk memastikan kondisi kesehatan oral Anda. Dokter akan memberikan terapi obat dan tindakan memperbaiki kondisi gusi.
Jaga kesehatan rongga mulut. Sikat gigi setiap kali setelah makan, dan bersihkan sela gigi sebelum tidur. Jika perlu gunakan obat kumur, sesuai petunjuk dokter. Dan jangan lupa konsumsi makanan sehat.

Pada wanita hamil, gusi berdarah tidak selalu disebabkan adanya infeksi, namun bisa juga disebabkan oleh faktor hormonal, atau kombinasi keduanya. Faktor penyebab lain terkait dengan perubahan aktivitas saat hamil. Misalnya saja gangguan morning sickness pada trimester pertama sehingga ibu hamil lebih banyak tidur. Akibatnya, kebiasaan menjaga kesehatan gigi kadang terabaikan.
Sehatkan sebelum hamil

Kehamilan akan menjadi saat yang menyenangkan jika kondisi kesehatan tubuh baik. Kesehatan gigi sering terlewatkan saat seorang ibu merencanakan kehamilan, padahal jika kesehatan mulut terganggu, asupan nutrisi akan terganggu. Bayangkan, jika semestinya ibu hamil memperoleh asupan nutrisi yang cukup tetapi harus terganjal oleh ketidaknyamanan akibat gangguan seperti sakit gigi, gusi berdarah, dan sebagainya.

Sebaiknya sebelum merencanakan kehamilan, kesehatan mulut dipastikan dalam kondisi baik. Misalnya saja dengan membersihkan karang gigi. Banyak orang mengaitkan vitamin C dengan gusi berdarah. Benar bahwa vitamin C dapat menyehatkan jaringan tubuh, namun bukan berarti gusi berdarah disebabkan oleh kekurangan vitamin C.

Jalan keluar bagi gusi berdarah tak lain dengan menjaga kesehatan mulut (oral hygiene) secara umum. Jika perlu gunakan obat kumur secukupnya–jangan berlebihan.
Jika Posisi Buah Hati Sungsang
Saturday, June 05, 2010 12:58 AM
Aih, apalagi ini? Jangan buru-buru panik. Kalaupun letaknya sungsang, masih bisa dikembalikan ke posisi normal, kok.

Bayi sungsang (mal presentasi) merupakan suatu kelainan letak bayi, yaitu posisi kepala di atas dan posisi bokong di bawah. “Sebetulnya sampai bayi berusia 34 minggu, letak bayi masih bebas. Artinya, letak kepala bisa di atas atau di bawah,” ujar dr. Karno Suprapto, Sp.OG, dari RS Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Ini terjadi karena pada permulaan kehamilan, berat janin relatif lebih rendah dibandingkan dengan rahim. Akibatnya, janin masih bebas bergerak. Nah, menginjak usia 28-34 minggu kehamilan, berat janin makin membesar, sehingga tidak bebas lagi bergerak. Pada usia tersebut, umumnya janin sudah menetap pada satu posisi. “Kalau posisinya salah, maka disebut sungsang,” terang Karno.

PENYEBAB

Letak yang salah itulah yang dapat menimbulkan masalah saat ibu harus menjalani persalinan. Dan berbeda dengan persalinan normal, pada persalinan sungsang dibatasi waktu. Begitu badan bayi sudah keluar, kepalanya harus dikeluarkan 4 menit kemudian. “Ini perlu dan harus dilakukan demi keselamatan bayi. Sebab, jika terlalu lama, bayi bisa kekurangan oksigen dan dapat menimbulkan kematian,” jelas Karno.

Tapi mengapa bisa sungsang? Menurut Karno, penyebabnya ada dua, yaitu faktor janin dan ibu sendiri. Dari segi janin, mungkin karena ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan ruangan rahim ibu. Akibatnya, janin bebas berputar, baik ke atas maupun ke bawah. Di Indonesia, bila berat bayi di bawah 3 kg dan ibunya telah beberapa kali melahirkan, ada kemungkinan akan menjadi sungsang.

Sebaliknya, bila si bayi terlalu besar dan posisi kepala masih di atas. Pada saat kepala akan melewati panggul menuju posisi normal, akhirnya terpental kembali karena ruangan panggul ibu terlalu sempit sehingga kepala bayi sulit berputar ke arah bawah.

Pada kasus bayi kembar, kemungkinan sungsang menjadi lebih besar sebab janin yang kepalanya berputar ke arah bawah lebih dulu akan membuat rongga panggul ibu susah dilalui janin kembarannya. Maka, pada bayi kembar, posisi salah satu janinnya sungsang.

Sedangkan faktor ibu, antara lain karena bentuk rahim yang tidak normal, air ketuban yang terlalu banyak, adanya tumor, plasenta di bawah, dan lainnya.

DETEKSI SUNGSANG

Letak janin sungsang sudah bisa diketahui saat kehamilan berusia tua. Caranya dengan perabaan luar melalui perut. Cara ini dilakukan oleh dokter atau bidan. Nah, bayi akan diduga sungsang bila bagian yang paling keras dan besar berada di kutub atas. Karena seperti kita tahu, kepala merupakan bagian terbesar dan terkeras dari janin.

Cara lain adalah melalui pemeriksaan bagian dalam dengan menggunakan jari. Cara ini pun hanya bisa dilakukan oleh dokter atau bidan. Bila di bagian panggul ibu lunak dan bagian atas keras, berarti bayinya sungsang. Cara lain adalah dengan ultrasonografi (USG).

Biasanya para ibu yang janinnya berposisi sungsang, dianjurkan untuk melakukan posisi bersujud, dengan posisi perut seakan-akan menggantung ke bawah. Bila posisi ini dilakukan dengan baik dan teratur, kemungkinan besar bayi yang sungsang dapat kembali ke posisi normal. “Kemungkinannya kembali ke posisi normal, berkisar sekitar 92 persen. Dan posisi bersujud ini tidak berbahaya karena secara alamiah memberi ruangan pada bayi untuk berputar kembali ke posisi normal,” ujar Karno.

Usaha lain yang dapat dilakukan oleh dokter adalah mengubah letak janin sungsang menjadi normal dengan cara versi luar (externalcephalic versin/ECV). Sesuai dengan namanya, versi luar adalah tindakan mengubah posisi janin sungsang dari luar tubuh ibunya.

Tindakan akan segera dihentikan bila saat versi luar, ibu merasa sakit. “Penghentian dilakukan karena kemungkinan otot rahim sensitif sehingga sewaktu diraba-raba terjadi kontraksi dan kejang. Bisa juga karena secara tak sengaja tindakan tersebut melepas plasenta,” kata dr. Karno. Tak heran, versi luar tak bisa dilakukan bila letak plasenta ada di bawah sebab bayi tidak mungkin bisa diputar kembali ke posisi normal.

Versi luar sebaiknya dilakukan setelah kehamilan memasuki usia 34 minggu. Tapi saat ini versi luar jarang sekali dilakukan karena selain dapat membuat ibu merasa sakit dan bila dilakukan secara paksa, besar kemungkinan mengakibatkan tali pusat bayi tertekan dan plasenta terganggu. “Sehingga akan memberi dampak buruk pada bayi dan juga mengakibatkan kematian pada bayi. Bukan tidak mungkin bayi akan kekurangan suplai oksigen ke otaknya,” terang Karno.

Kondisi gawat bisa terjadi apabila cairan amnion/ketuban pecah. Sebab, begitu pecah tidak ada satu bagian dari janin sungsang yang bisa menyumbat jalan lahirnya. Pada bayi normal, bila ketuban pecah, jalan keluar air ketuban tersebut masih dapat tertutup dengan kepala bayi yang langsung turun. Sedangkan pada bayi sungsang, di antara kedua kaki terdapat celah, sehingga air ketuban itu keluar sedikit demi sedikit dan lama-lama habis.

Padahal, makin sedikit air ketuban, makin dekat hubungan antara otot dinding rahim dengan janin. Jadi, ada kemungkinan janin terjepit otot rahim ibu. “Kepala janin yang besar dicengkeram oleh otot rahim dan akan mempersulit persalinan,” jelas Karno. Kemudian, lanjut Karno, karena tali pusat berada di bagian depan tubuh bayi maka pada saat air ketuban itu keluar kadang-kadang bisa membawa sebagian tali pusat itu keluar ke mulut rahim. “Lalu tali pusat yang keluar itu terjepit sehingga suplai makanan dan suplai oksigen untuk janin akan berkurang dan dapat mengakibatkan janin meninggal.”

CARA PERSALINAN

Kendati letak bayi sungsang, persalinan pervaginam masih tetap bisa dilakukan. Yang jelas, kata Karno, persalinan sungsang dipengaruhi beberapa faktor. Pertama, ukuran bayi. Bila berat bayi di atas 3,5 kg, dokter akan cenderung memilih operasi caesar. Cara ini dipilih untuk menghindari cedera pada otot leher bayi yang mungkin saja tersangkut dan tertarik saat persalinan normal.

Kedua, urutan kelahiran. Jika sungsang terjadi pada anak pertama, persalinan disarankan melalui caesar. Karena panggul ibu belum pernah melahirkan, tidak bisa dicoba-coba untuk melahirkan dengan cara normal karena dapat mengakibatkan cedera.

Ketiga, posisi kepala janin. Pada janin normal, posisi kepala yang baik yaitu menunduk seperti menghadap ke bawah. Tapi, ada kemungkinan posisi kepala janin seperti posisi “militer”, yaitu tegak menghadap ke depan (layaknya prajurit siap siaga). Pada janin sungsang, bila dipaksakan keluar dapat mematahkan tulang punggung yang paling atas dan dapat mengakibatkan radang otak. Sebab itulah sebaiknya persalinan pun dilakukan dengan jalan caesar.

Persalinan pervaginam bisa dilakukan bila tidak terdapat faktor-faktor yang telah disebutkan di atas. “Misalnya bila bayinya kecil, panggul luas, bayi tidak terlilit usus,” terang dr. Karno.

Jenis Sungsang

Bila dikaitkan dengan posisi kaki bayi, ada 3 jenis sungsang, yaitu:

* Frank Breech/Letak Bokong
Letak bokong dengan kedua tungkai kaki terangkat ke atas, kadang kaki sampai menyentuh telinga.

* Complete Breech/Letak Sungsang Sempurna

Letak bokong di mana kedua kaki ada di samping bokong (letak bokong kaki sempurna/lipat kejang). Seakan posisi bayi “jongkok” dengan bokong di atas mulut rahim, lutut terangkat ke perut.

* Incomplete Breech/Singel Footling Breech

Bila satu kaki di atas dan kaki yang lainnya di bawah, dalam dunia kedokteran disebut presentasi bokong kaki. Tetapi, kasus letak sungsang jenis ini jarang ditemui
Janin 12 Minggu “Berjalan” Dalam Rahim Ibu
Saturday, June 05, 2010 12:55 AM
Janin dalam kandungan ternyata memiliki kebiasaan dan gerakan seperti bayi yang sudah lahir.

Mereka mampu mengejapkan mata, menguap, mengernyitkan dahi, menangis, tersenyum, dan… berjalan!

Sampai detik ini, kalangan dokter dan orangtua percaya, janin dalam rahim tak dapat tersenyum sampai beberapa minggu setelah lahir.

Namun, dengan bantuan scan ultrasound 4D jenis terbaru, gerakan-gerakan janin dapat dilihat secara gamblang dan jauh lebih detil ketimbang ultrasound konvensional. Seperti tampak dalam gambar, janin berusia 12 minggu terlihat “berjalan” di dalam rahim.

Ahli kandungan terkenal asal Inggris, Profesor Stuart Campbell yang memelopori teknik rekaman gambar canggih ini, kemudian menyusun sebuah buku yang diberi judul “Watch Me Grow”, berisi gambar-gambar yang memperlihatkan perilaku janin tersebut.

“Sebelumnya, para ahli berpendapat, bayi tidak tersenyum sampai usia 6 minggu setelah lahir. Padahal, sebelum lahir pun bayi-bayi itu sering sekali tersenyum,” kata Campbell.

Pada ultrasound konvensional yang biasanya dilakukan pada ibu hamil usia 12-20 minggu, gambar-gambar 2D yang dihasilkan, hanya memperlihatkan perkembangan janin dan  membantu dokter mengukur serta menilai pertumbuhan janin. Gambar-gambar tadi, sedikit sekali memberikan informasi soal perilaku si janin.       Â

Profesor Campbell kemudian menyempurnakan teknik pengambilan gambar tersebut. Tidak hanya mampu menyajikan gambar-gambar 3D secara detil, tetapi juga merekam gerakan-gerakan janin saat itu juga.

Tidak seperti yang diperkirakan sebelumnya, janin ternyata memiliki perilaku cukup kompleks sejak awal pertumbuhannya.

Pada usia 12 minggu, janin dapat meregang, menendang, dan melangkah. Ini terjadi jauh sebelum si ibu mampu merasakan gerakan-gerakan janin dalam perutnya.

Usia 18 minggu, janin dapat membuka matanya meskipun sebagian besar dokter berpikir kelompak mata janin masih menempel sampai usia 26 minggu.

Usia 26 minggu, janin melakukan semua gerakan, bahkan mampu menunjukkan perasaannya selayaknya bayi yang sudah lahir. Mereka menggaruk, tersenyum, menangis, cegukan, dan mengisap.

Teknik pengambilan gambar yang dikembangkan Campbell, selain menyajikan gambar-gambar 3D, juga membantu dokter mendapatkan peringatan dini bila bayi-bayi dalam kandungan itu abnormal, seperti: langit-langit mulutnya terbelah, menderita sindrom down dan kelainan lain yang berkaitan dengan tungkai, lengan, serta anggota tubuh lainnya.

“Dengan munculnya gambar-gambar tadi, sejumlah pertanyaan mengenai kondisi janin dalam kandungan, bisa diselidiki.”

“Misalnya, apakah janin dengan problem genetik memiliki pola gerak yang sama seperti janin normal?” Â

“Apakah janin-janin itu tersenyum karena dia merasa bahagia? Atau menangis karena ada suasana atau kejadian yang menganggunya..?”

“Mengapa janin mengedip-ngedipkan matanya? Padahal selama ini, kita berasumsi rahim ibu itu gelap gulita.”

“Bahkan di masa datang, teknik pengambilan gambar ini dapat membantu kita memahami dan mendiagnosis penyakit-penyakit genetik, seperti cerebral palsy yang masih merupakan teka-teki kalangan medis, mengapa itu terjadi?” jelas Campbell.

Biaya pengambilan gambar janin dengan teknik terbaru ini kira-kira 275 poundsterling (kurang lebih 4 juta rupiah). (zrp/BBC)
Junk Food Membahayakan Bayi
Saturday, June 05, 2010 12:53 AM


MENGONSUMSI makanan tak sehat seperti junk food selama masa hamil atau menyusui tidak hanya berpotensi merugikan kesehatan ibu. Suatu riset terhadap binatang mengindikasikan, konsumsi makanan tak sehat selama hamil dan menyusui juga dapat menimbulkan kerugian jangka panjang pada bayi.

Hasil penelitian para ahli dari Royal Veterinary College dan London’s Wellcome Trust menunjukkan, keturunan tikus yang diberi makanan olahan berlemak ternyata mengalami penumpukan lemak pada pembuluh darah dan organ-organ penting lainnya, bahkan hingga mereka menginjak dewasa. Alhasil, tikus ini memiliki risiko tinggi mengidap diabetes, bahkan kalau mereka diberi diet yang sehat.

Sejumlah riset sebelumnya oleh tim yang sama juga menunjukkan bahwa tikus lahir dari ibu yang diberi junk food selama hamil dan menyusui cenderung ketagihan jenis makanan yang sama. Namun begitu, perkembangan barunya adalah ketika mereka lepas dari diet tak sehat, kerusakan sudah kadung terjadi.

“Tampaknya kebiasan diet ibu selama hamil dan menyusui sangat penting bagi kesehatan anak untuk jangka panjang. Kami selalu mengatakan ‘You are what you eat’, namun pada faktanya mungkin ada benarnya bahwa Anda sekarang ini adalah apa yang Ibu Anda makan,” ungkap pimpinan riset, Dr Stephanie Bayol yang mempublikasikan temuannya dalam Journal of Physiology.

Hal lain yang menjadi perhatian adalah lemak yang terkumpul dalam organ-organ penting, yang tentunya berimplikasi pada perkembangan penyakit diabetes tipe II. Tikus-tikus yang lahir dari ibu yang tak sehat cenderung mengalami hal ini, meskipun mereka terbebas dari kebiasaan mengonsumi junk food.

Temuan lain yang menarik adalah adanya perbedaan dalam hal jenis kelamin, di mana tikus jantan dari keturunan ibu yang tak sehat memiliki kadar insulin yang lebih tinggi dan kadar gula darah normal.  Sedangkan kebalikannya terjadi pada tikus betina,  yang juga cenderung lebih gemuk.

Professor Neil Stickland, salah seorang peneliti lain, menyatakan bahwa prinsip yang sama mungkin juga bisa berlaku pada manusia.

“Manusia dan tikus memiliki sejumlah sistem biologis fundamental yang sama, oleh karena itu ada alasan yang baik untuk mengasumsikan bahwa dampak yang kita lihat pada tikus mungkin akan terjadi pada manusia,” tegasnya.

Ia juga mengatakan bahwa sejumlah riset lain pada manusia telah menemukan adanya hubungan antara berat badan orang tua dengan berat badan anak-anaknya.
AC
Sumber : BBC
Otak Mulai Mengatur Pernapasan dan Suhu
Saturday, June 05, 2010 12:48 AM
Kemampuan janin agar nantinya dapat bertahan hidup di dunia luar kandungan terus bertambah. Ia semakin aktif. Janin tampak montok dan besar karena lemak tubuhnya di bawah lapisan kulit sudah terbentuk. Lemak ini di antaranya berfungsi sebagai sumber energi tubuh. Di minggu ini, panjang janin 26 cm dari puncak kepala sampai bokong. Sementara, beratnya 1,25 kg. Lantaran tubuhnya makin besar, ruang gerak janin jadi semakin sempit. Akan tetapi, dia terus melakukan gerakan tendangan, meregang, menekuk, atau meluruskan tangan dan kakinya. Gerakan-gerakan itu makin terasa oleh ibu.

Sementara perkembangan otak terus berlangsung pesat. Permukaan otak tampak tak rata karena dipenuhi alur dan lekukan yang terbentuk dari sambungan-sambungan sel saraf. Di minggu ini, otak sudah dapat mengatur atau mengontrol ritme pernapasan dan suhu tubuhnya. Alat-alat indranya pun kian responsif. Indra janin mulai mengenali cahaya, suara, rasa dan bau. Meskipun ruangan di sekitar janin sangat gelap, tapi matanya sudah sensitif terhadap cahaya. Singkat kata, janin dapat membedakan terang dan gelap. Akan tetapi dia belum bisa melihat bentuk benda dengan jelas. Janin terus berlatih untuk melihat.

Bulu matanya juga sudah tampak. Kelopak matanya membuka. Mata dapat bergerak dalam rongga matanya. Sementara retina yang terletak di belakang mata membentuk lapisan-lapisan yang berfungsi menerima cahaya dan informasi mengenai pencahayaan itu sekaligus meneruskannya ke otak. Konon mata janin dapat membedakan warna merah, kuning, hijau.

Kulit janin makin halus dan mulus. Rambut kepalanya makin lebat dan panjang. Di sisi lain, kuku-kuku jarinya juga terus memanjang dan menutupi ujung jari-jemarinya.

HINDARI STRES

Bila diukur dari pusar, letak rahim kira-kira 29 cm di atas tulang kemaluan. Kenaikan berat badan ibu hingga minggu ini sekitar 8,55­11,25 kg. Hal penting yang harus dihindari oleh ibu hamil adalah mengalami stres. Kondisi stres merangsang pengeluaran hormon adrenalin secara berlebihan hingga jadi gampang terusik dan mudah melampiaskan kemarahan pada orang lain. Upayakan kondisi emosi ibu dalam suasana tenang dan nyaman. Keterlibatan orang terdekat, dalam hal ini suami dan keluarga, sangat penting guna mendukung kondisi psikologis yang stabil. Padahal kondisi emosi yang stabil dapat memengaruhi janin jadi tenang.

Solusi lain yang bisa dilakukan, ibu hamil sebaiknya menghindari beberapa jenis makanan yang diketahui dapat menimbulkan gejala mirip stres, yaitu kopi, minuman ringan, gula dan alkohol. Yang tidak kalah penting, hindari pula obat-obatan antidepresan. Kenapa? Pasalnya, bila obat-obatan jenis ini digunakan secara sembarangan, liver janin akan terpengaruh.
Hamil? Dilarang Stres
Saturday, June 05, 2010 12:46 AM
Waspadalah para ibu yang sedang hamil, jangan sampai Anda stres. Ternyata stres ketika hamil, dapat menimbulkan resiko serius karena menurunnya daya tahan tubuh bayi.

Stres pada ibu hamil
Seringkali para ibu dibuat stres oleh masalah keuangan, hubungan, dan masalah-masalah lainnya selama masa kehamilan. Menurut penelitian di AS, stres-stres tersebut harus dihindari oleh ibu hamil, karena dapat menyebabkan dampak yang berkepanjangan pada bayi yang akan dilahirkan.

Menurut Dr. Rosalind Wright dari Harvard Medical School di Boston, stres pada ibu, baik karena masalah finansial atau hubungan dapat berpengaruh pada pembangunan sistem kekebalan anak. Anak yang ibunya mengalami stres selama hamil, akan mudah terkena alergi dan asma.

Wrigth dan kolega-koleganya menemukan, ibu yang paling stres selama kehamilan adalah yang paling sering melahirkan bayi dengan tingginya kadar immunoglobulin E atau IgE, yaitu sebuah sistem kekebalan tubuh.

Stres pada anak
Penelitian mengenai stres pada anak juga menunjukkan dampak negatif pada perkembangan si anak. Anak-anak yang mengalami stres, seperti penolakan diri, disiplin yang terlalu ketat, dan pelecehan seksual, mengalami peningkatan terjadinya radang pada darah mereka dua kali lebih tinggi. Dampak negatif ini bisa terjadi dalam jangka waktu lama, bahkan 20 tahun kemudian.

Tingginya tingkat tanda-tanda peradangan, seperti C-reaktif protein, fibrinogen, dan sel-sel imun, akan meningkatkan resiko seseorang terkena penyakit jantung dan diabetes. Dan ketika anak mengalami stres, maka dampaknya mungkin tidak akan langsung terlihat, tapi bisa berkepanjangan dan menimbulkan masalah kesehatan di usia dewasanya.

Perlakuan buruk pada masa kanak-kanak dapat melemahkan kemampuan glucocorticoid, yaitu hormon yang berfungsi mencegah peradangan. Jika hormon ini menjadi lemah fungsinya, maka akan menyebabkan anak mudah stres, yang efek jangka panjangnya adalah depresi dan penyakit mental lainnya.

Angela Wika Citra Kusuma, Redaksi Ayahbunda-Online
Manfaat Senam Hamil
Saturday, June 05, 2010 12:40 AM

Pada ibu hamil sangat dibutuhkan tubuh yang sehat dan bugar, diupayakan dengan makan teratur, cukup istirahat dan olah tubuh sesuai takaran. Dengan tubuh bugar dan sehat, ibu hamil tetap dapat menjalankan tugas rutin sehari-hari, menurunkan stres akibat rasa cemas yang dihadapi menjelang persalinan.

Jenis olah tubuh yang paling sesuai untuk ibu hamil adalah senam hamil, disesuaikan dengan banyaknya perubahan fisik seperti pada organ genital, perut kian membesar dan lain-lain. Dengan mengikuti senam hamil secara teratur dn intensif, ibu hamil dapat menjaga kesehatan tubuh dan janin yang dikandung secara optimal.

Senam hamil adalah adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman dan spontan.

Sebelum memulai senam hamil, lakukan dulu gerakan pemanasan sehingga peredaran darah dalam tubuh akan meningkat dan oksigen yang diangkut ke otot-otot dan jaringan tubuh bertambah banyak, serta dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kejang/luka karena telah disiapkan sebelumnya untuk melakukan gerakan yang lebih aktif.

Kapan dianjurkan mengikuti senam hamil? Jika kandungan mencapai 6 bulan ke atas, lakukan senam hamil, kecuali ada kelainan tertentu pada kehamilan. Sebelum memutuskan mengikuti senam hamil, diskusikan kondisi kehamilan dengan dokter atau bidan.

Perempuan mengandung yang mengikuti senam hamil diharapkan dapat menjalani persalinan dengan lancar, dapat memanfaatkan tenaga dan kemampuan sebaik-baiknya sehingga proses persalinan normal berlangsung relatif cepat.

Bagaimana gerakan dasar senam hamil? Berikut langkah-langkah yang dapat Anda ikuti di rumah:

   1. Duduk bersila dan tegak, kedua lengan mengarah ke depan dan santai. Lakukan sebanyak mungkin dalam posisi sehari-hari
   2. Sikap merangkak, jarak antara kedua tangan sama dengan jarak antara kedua bahu. Keempat anggota tubuh tegak lurus pada lantai dengan badan sejajar lantai.
      Lakukan gerakan ini: Tundukkan kepala, lihat perut bagian bawah dan pinggang diangkat sambil mengempiskan perut dan mengerutkan lubang anus. Selanjutnya turunkan pinggang dengan mengangkat kepala sambil melemaskan otot-otot dinding perut dan otot dasar panggul. Lakukan gerakan ini sebanyak 8 kali
   3. Lakukan sikap merangkak dengan meletakkan kepala di antara kedua tangan lalu menoleh ke samping kanan/kiri, selanjutnya turunkan badan hingga dada menyentuh kasur dengan menggeser siku sejauh mungkin ke samping. Bertahanlah pada posisi tersebut selama 1 menit, kemudian tingkatkan menjadi 5-10 menit atau sesuai kekuatan ibu hamil
   4. Berbaring miring ke kiri (lebih baik ke arah punggung bayi), lutu kanan diletakkan di depan lutut kiri (ganjal dengan bantal). Lengan kanan ditekuk di depan dan lengan kiri letakkkan di belakang
   5. Bernaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk, bawah kepala diberi bantal, demikian juga bawah perut agar perut tidak menggantung. Tutup mata, tenang, atur nafas dengan berirama.
   6. Berbaring telentang, pegang kedua lutut dengan kedua tangan dan rileks. Lakukan kegiatan berikut: Buka mulut secukupnya, tarik nafas dalam semaksimal mungkin, ketupkan. Mengejanlah seperti buang air besar, gerakan badan ke bawah dan ke depan. Setelah tak dapat menahan lelah, kembali ke posisi awal. Ulangi gerakan ini 3-4 kali dengan interval 2 menit.
KEWENANGAN BIDAN KOMUNITAS
Friday, June 04, 2010 11:14 PM
KEWENANGAN BIDAN KOMUNITAS
1. Memberikan pelayanan kebutuhan sebagai tenaga terlatih
2. Meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat
3. Meningkatkan upaya penerimaan gerakan KB
4. Memberikan pendidikan dukun beranak
5. Meningkatkan sstem rujukan
6. Sebagai pelayanan asuhan / pelayanan KB
7. Sebagai pengelola pelayanan KIA / KB
8. Sebagai pendidik klien, keluarga, masyarakat dan calon nakes
9. Sebagai pelaksana penelitian dalam pelayanan 

FUNGSI UTAMA BIDAN BAGI MASYARAKAT
1.Mengupayakan kesehatan ibu dan bayinya
2.Bidan mempunyai power untuk mempengaruhi dan memberikan asuhan kebidanan
 
FUNGSI UTAMA PROFESI KEBIDANAN
Untuk mengupayakan kesejahteraan ibu dan bayinya 
RUANG LINGKUP ASUHAN YANG DIBERIKAN
1.Pengetahuan umum, ketrampilan dan perilaku yang berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial. Kesehatan masyarakat dan etik
2.Prakonsepsi, KB dan menyusui
3.Asuhan konseling selama kehamilan
4.Asuhan pada ibu nifas dan menyusui
5.Asuhan pada BBL
6.Asuhan pada persalinan dan kelahiran
7.Asuhan pada bayi dan balita
8.Kebidanan komunitas
9. Asuhan pada ibu/wanita

KODE ETIK BIDAN

1.Deskripsi kode etik bidan Indonesia
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber merupakan nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi. 
2.Kode Etika Bidan Indonesia

a.Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan
3)Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianut.
5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya
6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.

b.Kewajiban bidan terhadap tugasnya
1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, kelurga dan masyarakat
2) Setiap bidan berkewajiban memberikan pertolongan sesuai dengan kewenangan dalam mengambil keputusan termasuk mengadakan konsultasi dan / rujukan
3) Setiap bidan harus menjamin kerahsiaan keterangan yang didapat dan/atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien

c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
1)Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi
2)Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadp sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

d. Kewajiban bidan dalam profesinya
1)Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi dengan menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
2)Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3)Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu citra profesinya

e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
1)Setiap bidan wajib memelihara kesehatan agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik
2)Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan perkembangan ilmu kesehatan dan teknologi

f.Setiap bidan bertanggung jawab terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air
1)Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan reproduksi, keluarga berencana dan kesehatan keluarga
2)Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikiran kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga
STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN
Friday, June 04, 2010 9:01 PM
STANDAR I : Falsafah dan Tujuan
Pelayanan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan filosofi bidan

Definisi Operasional 
1.Dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan panduan dalam memberikan asuhan
2.Tujuan utama asuhan kebidanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi (mengurangi kesakitan dan kematian). Asuhan kebidanan berfokus pada promosi persalinan normal, pencegahan penyakit, pencegahan cacat pada ibu dan bayi, promosi kesehatan yang bersifat holistik, diberikan dengan cara yang kreatif, fleksibel, suportif, peduli, bimbingan, monitor dan pendidikan berpusat pada perempuan.

STANDAR II : Administrasi dan Pengelolaan
a.Ada pedoman pengelolaan pelayanan yang mencerminkan mekanisme kerja di unit pelayanan tersebut yang disahkan oleh pimpinan
b.Ada standar pelayanan yang dibuat mengacu pada pedoman standar alat, standar ruangan, standar ketenagaan yang telah tindakan disahkan oleh pimpinan.
c.Ada standar prosedur tetap untuk setiap jenis kegiatan/kebidanan yang disahkan oleh pimpinan
d.Ada rencana / program kerja disetiap insttusi pengelolaan yang mengacu ke institusi induk.
e.Ada bukti tertulis terselenggaranya pertemuan berkala secara teratur, dilengkapi dengan daftar hadir dan notulen rapat.
f.Ada naskah kerjasama, program praktik dari institusi yang menggunakan lahan praktik, program pengajaran dan penilaian klinik.
g.Ada bukti administrasi

STANDAR III : Staf dan pimpinan
1.Tersedia SDM sesuai dengan kebutuhan baik kualifikasi maupun jumlah
2.Mempunyai jdwal pengaturan kerja harian
3.Ada jadwal dinas sesuai dengan tanggung jawab dan uraian kerja
4.Ada jadwal bidan pengganti dengan peran fungsi yang jelas
5.Ada data personil yang bertugas di ruangan tersebut

STANDAR IV : Fasilitas Ada peralatan
1.Tersedia sarana dan peralatan untuk mencapai tujuan pelayanan kebidanan sesuai standar
2.Tersedianya peralatan yang sesuai dalam jumlah dan kualitas
3.Ada sertifikasi untuk penggunaan alat-alat tertentu
4.Ada prosedur permintaan dan penghapusan alat.

STANDAR V : Kebijakan dan prosedur
1.Ada kebijakan tertulis tentang prosedur pelayanan dan standar pelayanan yang disahkan oleh pimpinan
2.Ada prosedur rekruitmen tenaga yang jelas
3.Ada regulasi internal sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk mengatur hak dan kewajiban
4.Ada kebijakan dan prosedur pembinaan personal

STANDAR VI : Pengembangan staf dan program pendidikan
1.Ada program pembinaan staf dan program pendidikan secara berkesinambungan
2.Ada program orientasi dan pelatihan bagi tenaga bidan/personil baru dan lama agar dapat beradaptasi dengan pekerjaan
3.Ada data hasil identifikasi kebutuhan pelatihan dan evaluasi hasil pelatihan

STANDAR VII : Standar asuhan
1.Ada standar manajemen asuhan kebidanan (SMAK) sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kebidanan
2.Ada format manajemen kebidanan yang terdapat pada catatan medik
3.Ada pengkajian asuhan kebidanan bagi setiap klien
4.Ada diagnosa kebidanan
5.Ada rencana asuhan kebidanan
6.Ada dokumen tertulis tentang tindakan kebidanan
7.Ada catatan perkembangan klien dalam asuhan kebidanan
8.Ada evaluasi dalam memberikan asuhan kebidanan
9.Ada dokumentasi untuk kegiatan manajemen kebidanan

STANDAR VIII : Evaluasi dan pengendalian mutu
1.Ada program atau rencana tertulis peningkatan mutu pelayanan kebidanan
2.Ada program atau rencana tertulis untuk melakukan penilaian terhadap standar asuhan kebidanan
3.Ada bukti tertulis dari risalah rapat sebagai hasil dari kegiatan pengendalian mutu asuhan dan pelayanan kebidanan
4.Ada bukti tertulis tentang pelaksanaan evaluasi pelayanan dan rencana tindak lanjut
5.Ada laporan hasil evaluasi yang dipublikasikan secara tertulis kepada semua staf pelayanan kebidanan
STANDAR ASUHAN KEBIDANAN
Friday, June 04, 2010 8:38 PM
A.Pengertian 
Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan llmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan. 

STANDAR I : Pengkajian
a.Pernyataan standar Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
b.Kriteria pengkajian
1.data tepat, akurat dan lengkap
2.Terdiri dari data subjektif (hasil anamnesa : Biodata, keluhan utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang sosial budaya)

STANDAR II : Perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan

a.Pernyataan Standar Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.
b.Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah
 1.Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan
 2.Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien 
 3.Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan

STANDAR III : Perencanaan
a. Pernyataan standar Bidan merencanakan suhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah yang ditegakkan.
b. Kriteria perencanaan
1.Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipsi dan asuhan secara komprehensif.
2.Melibatkan klien / pasien dan keluarga
3.Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien
4.Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien
5.Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumberdaya serta fasilitas yang ada

STANDAR IV : Implementasi
a.Pernyataan Standar Bidan melaksanakan rencan asuhan kebidanan secara komprehensif. Efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaknsakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
b.Kriteria
1.Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial
– spiritual
– kultural
2.Setiap tindakan suhan harus mendapatkan persetujuan dari klien atau keluarganya
3.Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based
4.Melibatkan klien dalam setiap tindakan
5.Menjaga privacy klien
6.Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
7.Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan
8.Menggunakan sumberdaya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai
9.Melakukan tindakan sesuai standar
10.Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

STANDAR V : Evaluasi
a.Pernyataan Standar Bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan berkesinambungan untuk melihat kefektifan dari asuhan yang sudah diberikan sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien.
b.Kriteria evaluasi
1)Penilaian dilakukan segera setelh selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien 2)Hasil evaluasi segera dicatat dan didokumentasikan pada klien
3)Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar
4)Hasil evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien.

STANDAR VI : Pencatatan asuhan kebidanan
a.Pernyataan standar Bidan melakukan pencatatan secara lengkap akurat, singkat, dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan.
b.Kriteria pencatatan asuhan kebidanan
1.Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir yang tersedia (rekam medis/KMS?status pasien/KIA)
2.Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP
3.S adalah data subyektif, mencatat hsil anamnesa
4.O adalah data obyektif, mencatat hasil pemeriksaan
5.A adalah data hasil analisa, mencatata diagnosa dan masalah kebidanan
6.P adalah pentalaksanaan mencatat selutuh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif : penyuluhan, dukungan, kolaborasi evaluasi / follow up dan rujukan.
Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication)
Friday, June 04, 2010 8:26 PM
A. Definisi dan Pendekatan KAP

KAP adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto, 2004).

Komunikasi Interpersonal (KIP) adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil (Febrina, 2008).

KIP Antara Dua Orang adalah komunikasi dari seseorang ke orang lain, dua arah interaksi verbal dan nonverbal yang menyangkut saling berbagi informasi dan perasaan.

KIP Antara Tiga Orang/ lebih, menyangkut komunikasi dari orang ke beberapa oarng lain (kelompok kecil). Masing-masing anggota menyadari keberadaan anggota lain, memiliki minat yang sama dan/atau bekerja untuk suatu tujuan.


Tiga pendekatan utama tentang pemikiran KAP berdasarkan:


1.Komponen-komponen utama

Bittner (1985:10) menerangkan KAP berlangsung, bila pengirim menyampaikan informasi berupa kata-kata kepada penerima dengan menggunakan medium suara manusia (human voice).


Menurut Barnlund (dikutip dalam Alo Liliweri : 1991), ciri-ciri mengenali KAP sebagai berikut : (a) bersifat spontan; (b) tidak berstruktur; (c) kebetulan; (d) tidak mengejar tujuan yang direncanakan; (e) identitas kenggotaan tidak jelas; (f) terjadi sambil lalu.


2.Hubungan diadik

Hubungan diadik mengartikan KAP sebagi komunikasi yang berlangsung antara dua orang yang mempunyai hubungan mantap dan jelas.


Untuk memahami perilaku seseorang, harus mengikutsertakan paling tidak dua orang peserta dalam situasi bersama (Laing, Phillipson, dan Lee (1991:117).

Trenholm dan Jensen (1995:26) mendefinisikan KAP sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka (komunikasi diadik). Sifat komunikasi ini adalah : (a) spontan dan informal; (b) saling menerima feedback secara maksimal; (c) partisipan berperan fleksibel.

Trenholm dan Jensen (1995:227-228) mengatakan tipikal pola interaksi dalam keluarga menunjukkan jaringan komunikasi.


3.Pengembangan

KAP dapat dilihat dari dua sisi sebagai perkembangan dari komunikasi impersonal dan komunikasi pribadi atau intim. Oleh karena itu, derajat KAP berpengaruh terhadap keluasan dan kedalaman informasi sehingga merubah sikap.


Pendapat Berald Miller dan M. Steinberg (1998: 274), pandangan developmental tentang semakin banyak komunikator mengetahui satu sama lain, maka semakin banyak karakter antarpribadi yang terbawa dalam komunikasi tersebut.


Edna Rogers (2002: 1), mengemukakan pendekatan hubungan dalam menganalisis proses KAP mengasumsikan bahwa KAP membentuk struktur sosial yang diciptakan melalui proses komunikasi.

Ciri-ciri KAP menurut Rogers adalah : (a) arus pesan dua arah; (b) komteks komunikasi dua arah; (c) tingkat umpan balik tinggi; (d) kemampuan mengatasi selektivitas tinggi; (e) kecepatan jangkauan terhadap khalayak relatif lambat; (f) efek yang terjadi perubahan sikap.


B. Efektifitas KAP

KAP merupakan komunikasi paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang.

menurut Kumar (2000: 121-122), lima ciri efektifitas KAP sebagai berikut : (1) keterbukaan (openess) ; (2) empati (empathy) ; (3) dukungan (supportiveness) ; (4) rasa positif (positiveness) ; (5) kesetaraan (equality).


Feedback yang diperoleh dalam KAP berupa feedback positif, negatif dan netral. Prinsip mandasar dalam komunikasi manusia berupa penerusan gagasan.

David Berlo (1997:172) mengembangkan konsep empati menjadi teori komunikasi. Empat tingkat ketergantungan komunikasi adalah : (1) peserta komunikasi memilih pasangan sesuai dirinya; (2) tanggapan yang diharapkan berupa umpan balik; (3) individu mempunyai kemampuan untuk menanggapi, mengantisipasi bagaimana merespon informasi, serta mengembangkan harapan-harapan tingkah laku partisipan komunikasi; (4) terjadi pergantian peran untuk mencapai kesamaan pengalaman dalam perilaku empati.


Berlo membagi teori empati menjadi dua : (1) Teori Penyimpulan (inference theory), orang dapat mengamati atau mengidentifikasi perilakunya sendiri; (2) Teori Pengambilan Peran (role taking theory), seseorang harus lebih dulu mengenal dan mengerti perilaku orang lain.


Tahapan proses empati :

1. Kelayakan (decentering) ; bagaimana individu memusatkan perhatian kepada orang lain dan mempertimbangkan apa yang dipikirkan & dikatakan orla tersebut.


2. Pengambilan peran (role taking) ; mengidentifikasikan orla ke dalam dirinya, menyentuh kesadaran diri melalui orla.

Tingkatan dalam pengambilan peran : (a) tingkatan budaya (cultural level), mendasarkan keseluruhan karakteristik dari norma dan nilai masyarakat. (b) tingkatan sosiologis (sociological level), mendasarkan pada asumsi sebagian kelompok budaya. (c) tingkatan psikologis (psycological level), mendasarkan pada apa yang dialami oleh individu.


3. Empati komunikasi (empathic communication), meliputi penyampaian perasaan, kejadian, persepsi atau proses yang menyatakan tidak langsung perubahan sikap/ perilaku penerima.

Blumer mengembangkan pemikiran Mead melalui pokok pikiran interaksionisme simbolik yaitu “Manusia bertindak (act) terhadap sesuatu (thing) atas dasar makna (meaning) yang dipunyai objek tersebut bagi dirinya.


Kesimpulan :

Komunikasi memberikan bimbingan kepada peserta komunikasi untuk saling berbagi asumsi, perspektif dan pengertian mengenai informasi yang dibicarakan untuk memudahkan proses empati.


Sumber :

Febrina, 2008. Pengertian KIP/K (Komunikasi Inter Personal/ Konseling), dipos 8 Februari : 19.41 WIB.

Prakosa, Adi, 2007. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi, dipos Jumat, 7 Desember : 20.06 WIB.

Wiryanto, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : PT. Grasindo.
Keterampilan Observasi
Friday, June 04, 2010 8:25 PM
A. Keterampilan Observasi


Hal yang perlu kita observasi adalah tingkah laku verbal, non verbal dan kesenjangan antara tingkah laku verbal dan non verbal. Kepekaan dalam observasi merupakan hal yang paling mendasar dalam membina komunikasi efektif.


1. Tingkah laku/ komunikasi non verbal

Komunikasi non verbal adalah pesan yang disampaikan dalam komunikasi dikemas dalam bentuk non verbal, tanpa kata-kata.


Bentuk komunikasi non verbal adalah :

a. Bahasa tubuh; meliputi lambaian tangan, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, gerakan kepala, sikap/ postur tubuh, dll.

b. Tanda; dalam konunikasi non verbal menggantikan kata-kata. Misal: bendera putih mengartikan ada lelayu.

c. Tindakan atau perbuatan; tindakan tidak menggantikan kata-kata tetapi mengandung makna. Misal : menggebrak meja berarti marah.

d. Objek; objek tidak menggantikan kata-kata tetapi juga mengandung makna. Misal : pakaian mencerminkan gaya hidup seseorang.

e. Warna; menunjukkan warna emosional, cita rasa, keyakinan agama, politik, dll. Misal : warna merah muda adalah warna feminim.


Fungsi komunikasi non verbal :

a. Melengkapi komunikasi verbal

b. Menekankan komunikasi verbal

c. Membesar-besarkan komunikasi non verbal

d. Melawan komunikasi verbal

e. Meniadakan komunikasi non verbal

2. Komunikasi verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa verbal merupakan sarana untuk menyampaikan perasaan, pikiran dan maksud tujuan. Menurut Larry L. Barker, bahasa mempunyai tiga fungsi yaitu penamaan, interaksi dan transmisi informasi (Mulyana, 2007).

Aspek dalam komunikasi verbal yaitu perbendaharaan kata-kata (vocabulary), kecepatan (racing), intonasi suara, humor, waktu yang tepat dan singkat.


3. Kesenjangan tingkah laku verbal dan non verbal

Kesenjangan tingkah laku verbal dan non verbal dapat dilihat dari :

a. Kesesuaian antara tingkah verbal dan non verbal

b. Kesesuaian antara duah buah pertanyaan

c. Kesesuaian antara apa yang diucapkan dan apa yang dikerjakan


B. Pengamatan dan Penafsiran


Pengamatan objektif adalah berbagai tingkah laku yang biasa dilihat dan didengar. Sedangkan penafsiran/ interprestasi adalah kesan yang kita berikan pada apa yang kita lihat dan dengar.

Tahap-tahap interprestasi meliputi : (a) refleksi perasaan, konselor tidak jauh dari apa yang dikatakan klien; (b) klarifikasi, menjelaskan apa yang tersirat dalam perkataan klien; (c) refleksi, penilaian konselor terhadap apa yang diungkapkan klien, (d) konfrontasi, konselor membawa kepada perhatian dan perasaan klien tanpa disadari; (e) interprestasi, konselor memperkenalkan konsep-konsep hubungan yang berakar dari pengalaman.


C. Keterampilan Membina Hubungan Baik


Keterampilan membina hubungan baik merupakan dasar dari proses komunikasi interpersonal bidan dengan klien.


Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam membina hubungan baik adalah :

1. Menunjukkan tanda perhatian verbal

2. Menjalin kerjasama

3. Memberika respon positif berupa pujian, dukungan.


Sikap yang hangat, menghormati, menerima klien apa adanya, empati dan tulus merupakan upaya untuk membina hubungan yang baik. Sikap dasar yang perlu dimiliki adalah SOLER yaitu :

S : Face your clients squarely (menghadap klien) & smile/ nod at clients (senyum/ mengganggukkan kepala).

O : Open and Non Judgemental Facial Expression (ekspresi muka menunjukkan sikap terbuka dan tidak menilai).

L : Lean Towards Client (tubuh condong kearah klien).

E : Eye Contact in a culturally- Acceptable Manner (kontak mata/ tatap mata sesuai dengan cara yang diterima budaya setempat).

R : Relaxed and Friendly Manner (santai dan sikap bersahabat).


Analisis masalah komunikasi

Analisis masalah komunikasi adalah analisis transaksional yang merupakan model analisis komunikasi dimana seseorang menempatkan dirinya sesuai posisi psikologik yang berbeda.

Menurut Berner mengatakan bahwa setiap kepribadian seseorang terdiri dari tiga komponen yang disebut ego state.

Tiga macam ego state adalah :

1. Ego state anak

Unsur anak ada tiga macam yaitu : (a) spontan; (b) pemberontak; (c) penurut. Sedangkan perilaku yang biasanya muncul pada ego state anak-anak seperti malu-malu, berisik/ ribut, menggigit kuku, cengeng, kalem dan merengek. Kata-kata yang muncul pada ego state anak-anak misalnya: kepunyaanku, wow, waduh, eng ing eng, asyik oii, malu ah.


2. Ego state dewasa

Unsur dewasa ditandai dengan : (a) pemikiran yang rasional dan objektif; (b) kemampuan mengolah data. Sedangkan kata-kata yang sering muncul seperti saya pikir ….; apa, di mana, kapan, bagaimana, mengapa; menurut hemat saya …. dsb.

3. Ego state orang tua

Unsur orangtua ditandai dengan bijaksana, sopan, adil, pandai, kritis, cerdik, murah hati. Perilaku yang mendasari ego state orang tua adalah pengecam dan penolong. Sedangkan kata-kata yang digunakan seperti kasihan kamu; pokoknya; awas; kamu sih; jangan.

Analisis transaksional terbagi menjadi tiga yaitu :

1. Transaksi komplementer

Terjadi bila komunikan memberi respon sesuai dengan ego state yang diharapkan komunikator.

2. Transaksi silang

Terjadi bila penerima pesan memberi respon di luar ego state yang diharapkan oleh pengirim pesan.

3. Transaksi tersembunyi

Terjadi bila komunikator menyampaikan pesan dan ego state tertentu di balik itu ia menyampaikan ego state yang lain.

D. Keterampilan Mendengar

Tujuan mendengarkan dan bertanya adalah :

(a) mendorong klien untuk berbicara;

(b) menunjukkan minat dan perhatian kita terhadap klien;

(c) meningkatkan kesadaran kita terhadap perasaan klien;

(d) untuk memperoleh informasi ; dan

(e) memberi arahan percakapan terhadap klien.

Terdapat empat bentuk mendengarkan yang bisa digunakan sesuai dengan situasi yang dihadapi, yaitu :

1. Mendengar Pasif (Diam)

Dilakukan antara lain bila klien sedang menceritakan masalahnya : berbicara tanpa henti, menggebu-gebu dengan ekspresi perasaan kesal atau sedih. Selain itu bila berhenti sejenak, konselor dapat mendengar pasif untuk memberi kesempatan menenangkan diri.


2. Memberi tanda perhatian verbal dan non verbal

Seperti : Hmm, yaa, lalu, oh begitu, terus….. atau sesekali mengangguk. Dilakukan antara lain sewaktu klien berbicara panjang tentang peristiwa yang terjadi pada dirinya.


3. Mengajukan pertanyaan untuk mendalami dan klarifikasi

Dilakukan bila konselor ingin mendalami apa yang diucapkan/diceritakan klien. Misalnya :“ Bagaimana hubungan ibu dengan saudara-saudara suami ?”

“ Apakah maksud ibu dengan perbuatan tidak layak itu?’


4. Mendengar Aktif

Yaitu dengan memberikan umpan balik/merefleksikan isi ucapan dan perasaan klien. Refleksi Isi atau Parahasing

Adalah menyatakan kembali ucapan klien dengan menggunakan kata-kata lain, memberi masukan kepada klien tentang inti ucapan yang baru dikatakan klien dengan cara meringkas dan memperjelas ucapan klien.

Refleksi Perasaan

Adalah mengungkapkan perasaan klien yang teramati oleh konselor dari intonasi suara, raut wajah dan bahasa tubuh klien maupun dari hal-hal yang tersirat dari kata-kata verbal klien.


Keuntungan dari mendengar aktif adalah : (a) Pasien dan keluarga merasa didengar dan dipahami; (b) Pasien dan keluarga merasa dirinya berharga dan penting; (c) Pasien dan keluarga menjadi mudah untuk mendengarkan apa yang kita sampaikan (d) Pasien dan keluarga merasa nyaman; (e) Pasien dan keluarga mampu berkomunikasi.


E. Tips Mendengar Aktif

Tips mendengar aktif adalah :

1. Menerima klien apa adanya.

2. Mendengarkan apa yang dikatakan klien dan memperhatikan cara mengatakan hal tersebut. (perhatikan intonasi, pemilihan kata, ekspresi wajah dan gerakan tubuh,

3. Menempatkan diri pada posisi klien selama mendengarkan.

4. Melakukan mendengar pasif dengan memberi waktu klien untuk berfikir, bertanya dan berbicara.

5. Mendengarkan klien dengan seksama.

6. Melakukan pengulangan/ refleksi yang anda dengar supaya ada pemahaman.

7. Duduk menghadap klien dengan nyaman, menghindari gerakan yang mengganggu.

8. Menunjukkan tanda perhatian verbal (hmm, yaa, lalu, oh begitu) dan non verbal (sesekali menggangguk).


Sikap yang dibutuhkan untuk menjadi pendengar yang baik adalah: (a) Pandang pasien dan keluarga saat sedang bicara; (b) Tidak menyilangkan kaki dan tangan; (c) Hindari gerakan yang tidak perlu; (d) Anggukkan kepala jika klien membicarakan hal yang penting atau memerlukan umpan balik (e) Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.


F. Kemampuan Bertanya

Mengajukan pertanyaan kepada pasien tujuannya untuk mendapat informasi yang spesifik baik dari pasien maupun keluarga.

Semua jenis pertanyaan dapat dikelompokkan menjadi pertanyaan tertutup dan terbuka.

1. Pertanyaan Tertutup

a. Menghasilkan jawaban “ ya “ atau “ tidak “ yang berguna untuk mengumpulkan informasi yang faktual.

b. Tidak menciptakan suasana yang nyaman dalam berkomunikasi dan proses pengambilan keputusan.

c. Bidan mengontrol jalannya percakapan, klien hanya memberikan informasi yang bersangkutan dengan pertanyaan saja.

2. Pertanyaan Terbuka

a. Jenis pertanyaan biasanya memakai kata tanya “ bagaimana “ atau “ apa “.

b. Memberi kebebasan atau kesempatan kepada klien dalam menjawab yang memungkinkan partisipasi aktif dalam percakapan.

c. Merupakan cara yang efektif untuk menggali informasi dengan menggunakan intonasi suara yang menunjukkan minat dan perhatian.


Hal yang perlu diperhatikan dalam keterampilan bertanya :


Pertanyaan terbuka, yaitu memberikan dorongan pada pasien untuk memilih topik yang akan digunakan. Contoh: “Apa yang sedang anda pikirkan?”


Pengulangan pertanyaan, yaitu mengulang kembali pikiran utama yang telah diekspresikan oleh pasien dan keluarga. Contoh: “anda mengatakan bahwa ibu anda telah meninggalkan anda ketika anda berusia 5 tahun?”

Pertanyaan klarifikasi, berupaya untuk menjelaskan ide atau pikiran pasien yang tidak jelas atau meminta pasien untuk menjelaskan artinya. Contoh: “saya tidak jelas apa yang anda maksudkan, dapatkah anda menjelaskannya kembali?”

Pertanyaan refleksi, yaitu mengarahkan kembali ide, perasaan, pertanyaan dan isi pembicaraan kepada pasien. Contoh: “anda tampak tegang dan cemas, apakh ini berhubungan dengan pembicaraan ibu anda semalam?”

Pertanyaan berbagi persepsi, yaitu meminta pasien untuk memastikan pengertian perawat tentang apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan oleh pasien. Contoh: “anda tersenyum tetapi saya merasa bahwa anda sangat marah kepada saya?”

G. Bertanya Efektif

Tips dalam bertanya efektif adalah :

1. Menggunakan intonasi suara yang menunjukkan perhatian, minat dan keakraban.

2. Menggunakan kata-kata yang dipahami klien.

3. Mengajukan pertanyaan satu per satu dan menunggu jawaban dengan penuh perhatian, tidak memotong.

4. Menggunakan kata-kata yang mendorong klien untuk tetap berbicara : “dan?”, “bagaimana?”, “lalu?”, “maksudnya?”.

5. Bila harus menyakan hal-hal yang sangat pribadi, jelaskan alasan mengapa harus ditanyakan.

6. Menghindari penggunaan kata tanya “mengapa?”. Kemungkinan klien dapat merasa disalahkan.

7. Mengajukan pertanyaan yang sama dengan berbagai cara bila klien belum paham.

8. Menghindari pertanyaan yang mengarahkan.

9. Menggunakan “pertanyaan terbuka” karena lebih efektif.


REFERENSI :


Fitriasari. Konseling (Komunikasi Interpersonal). www.akbidypsdmi.net. 26 April 2009. 05:08 PM.

Tyastuti, dkk., 2008, Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan, Yogyakarta: Fitramaya.

Uripni, Sujianto, Indrawati, 2003. Komunikasi Kebidanan, Jakarta: EGC. http://mustikanurse.blogspot.com/2006/12/komunikasi-dalam-pelayanan-keperawatan_12.html. Tuesday, December 12, 2006 Komunikasi Dalam Pelayanan Keperawatan II Oleh : Mustikasar, S.Kp., MARS
Konseling
Friday, June 04, 2010 8:21 PM
A. Definisi Konseling

Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut. (Saefudin, Abdul Bari : 2002).

Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.

Proses melalui satu orang membantu orang lain dengan komunikasi, dalam kondisi saling pengertian bertujuan untuk membangun hubungan, orang yang mendapat konseling dapat mengekspresikan pikiran& perasaannya dengan cara tertentu sesuai dengan situasi, melalui pengalaman baru, mamandang kesulitan objektif sehingga dapat menghadapi masalah dengan tidak terlalu cemas dan tegang.( SCA.C STEERING COOMUTE, 1996).

Jadi konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan usaha bersama antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan ataupun perubahan tingkah laku/ sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan”.

B. Tujuan Konseling

Tujuan konseling adalah :

Pemecahan masalah, meningkatkan efektifitasindividu dalam pengambilan keputusan secara tepat.
Pemenuhan kebutuhan, menghilangkan perasaan yang menekan/ mengganggu.
Perubahan sikap dan tingkah laku.
C. Langkah Konseling

Ada 3 langkah pokok konseling yang harus dilaksanakan yaitu : (a) Pendahuluan, menciptakan kontak mengumpulkan data klien untuk mencari tahu penyebabnya; (b) Bagian inti/ pokok , mencari jalan keluar dan menentukan jalan keluar yang harus dipilih; (c) Bagian akhir, penyimpulan dari seluruh aspek kegiatan dan merupakan tahap penutupan untuk pertemuan berikutnya.

D. Prinsip Dasar Konseling

Kemampuan menolong orang lain digambarkan dalam sejumlah keterampilan yang digunakan seseorang sesuai dengan profesinya yang meliputi (HOPSAN, 1978) : (1) Pengajaran; (2) nasehat dan bimbingan ; (3) pengambilan tindakan langsung; (4) pengelolaan; (5) konseling.

E. Fungsi Konseling Kebidanan

Fungsi konseling adalah :

Pencegahan : mencegah timbulnya masalah kesehatan.
Penyesuaian : membantu klien mengalami perubahan biologis, psikologis, kultural dan lingkungan .
Perbaikan : perbaikan terjadi bila ada penyimpangan perilaku klien
Pengembangan : meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta peningkatan derajat kesehatan.
F. Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Konseling

Hal yang harus diperhatikan dalam konseling adalah :

Iklim psikologis, suasana percakapan : Iklim psikologis, tindakan, perilaku, sikap dari orang lain yang mempunyai dampak terhadap diri kita. Contoh : bidan otoriter kepada klien -> feed back negatif.
Sikap Konselor (Bidan) menurut “Rogers”, yaitu :
a. Acceptance(Menerima) : Konselor menunjukkan sikap menerima, sehingga konseli merasa tidak ditolak, diacuhkan, didikte, tapi melainkan konseli merasa bahwa ia diterima sebagai dirinya sendiri. Terima klien dengan sikap terbuka dan apa adanya. Konselor memperhatikan tanpa pamrih, tanpa menguasai klien. Tulus dan ikhlas. Konselor harus menghargai konseli, apapun yang dikatakan konseli. Beri kesempatan pada klien untuk mengemukakan keluhan-keluhannya.
b. Sikap tidak menilai
c. Sikap percaya terhadap konseli
Alam pikiran dari konseli ?dilihat dari dalam diri konseli sendiri
Situasi konseling, persamaan persepsi sampai mendapat pengertian.
G. Teknik Konseling

Teknik konseling ada 3 yaitu :

Pendekatan authoritatian atau directive, pusat dari keberhasilan konseling adalah dari konselor.
Pendekatan non-directive atau conselei centred, konseli diberikan kesempatan untuk memimpin proses konseling dan memecahkan masalah sendiri.
Pendekatan edetic, konselor menggunakan cara yang baik sesuai dengan masalah konseli.
H. Proses Konseling

Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan yaitu :

Pembinaan hubungan baik (rapport) : Pembinaan hubungan baik dimulai sejak awal pertemuan dengan klien dan perlu dijaga seterusnya dengan :a. Memberi salam pada awal setiap pertemuan.b. Memperkenalkan diri
c. Menciptakan suasana nyaman dan aman.
d. Memberikan perhatian penuh pada klien (SOLER).S :Face your clients squarely (menghadap klien) & smile/ nod at clients (senyum/ mengganggukkan kepala).
O :Open and Non Judgemental Facial Expression (ekspresi muka menunjukkan sikap terbuka dan tidak menilai).
L : Lean Towards Client (tubuh condong kearah klien).
E : Eye Contact in a culturally- Acceptable Manner (kontak mata/ tatap mata sesuia dengan cara yang diterima budaya setempat).
R : Relaxed and Friendly Manner (santai dan sikap bersahabat).
e. Bersabar
f. Tidak memotong pembicaraan klien

Pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan perencanaanSetelah mendapatkan dan memberikan cukup informasi sesuai dengan masalah dan kondisi klien, konselor membantu klien memecahkan masalah yang dihadapi atau membuat perencanaan untuk mengatasi masalah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah (1) fisik, (2) emosional, (3) rasional, (4) praktikal, (5) interpesonal, (6) struktural.
Menindaklanjuti pertemuan : Menindaklanjuti pertemuan konseling dengan membuat rangkuman, merencanakan pertemuan selanjutnya/ merujuk klien.
I. Faktor Penghambat Konseling

Faktor penghambat dalam konseling antara lain :

Faktor individualKeterikatan budaya merupakan faktor individual yang dibawa seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan gabungan dari : (a) faktor fisik atau kepekaan panca indera, usia dan seks; (b) sudut pandang terhadap nilai-nilai; (c) faktor sosial pada sejarah keluarga dan relasi, jaringan sosial, peran dalam masyarakat, status sosial; (d) bahasa.
Faktor yang berkaitan dengan interaksi, (a) tujuan dan harapan terhadap komunikasi; (b) sikap terhadap interaksi; (c) pembawaan diri terhadap orang lain; (d) sejarah hubungan.
Faktor situasional
Kompetensi dalam melakukan percakapan : Komunikasi dikatakan efektif bila ada sikap perilaku kompeten dari kedua belah pihak. Keadaan yang dapat menyebabkan putusnya komunikasi adalah : (a) kegagalan informasi penting; (b) perpindahan topik bicara; (c) tidak lancar; (d) salah pengertian.
J. Hasil Pelayanan Konseling Kebidanan

Harapan bidan setelah dilaksanakan konseling adalah kemandirian klien dalam :

Peningkatan kemampuan klien dalam mengenali masalah, merumuskan pemecahan masalah, menilai hasil tindakan dengan tepat.
Klien mempunyai pengalaman dalam menghadapi masalah kesehatan.
Klien merasa percaya diri dalam menghadapi masalah.
Munculnya kemandirian dalam pemecahan masalah kesehatan.
Sumber :
Febrina, 2008. Pengertian KIP/K (Komunikasi Inter Personal/ Konseling), dipos 8 Februari : 19.41 WIB.
Tyastuti, dkk., 2008, Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan, Yogyakarta: Fitramaya.
Uripni, Sujianto, Indrawati, 2003. Komunikasi Kebidanan, Jakarta: EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar