Minggu, 12 Juni 2011


TUGAS INDIVIDU
KEPERAWATAN KLINIK II
( Membuat Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan)
Dosen: Yakoba Beyob, S. Kep, Ns


UNCEN-PPN 


Disusun Oleh:
Darling sabar
Reguler

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM PENDIDIKAN NERS
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2009













ANATOMI  DAN  FISIOLOGI
SISTEM URINARIA
(PERKEMIHAN)
A.      Pengertian
Sistem Urinaria merupakan suatu system dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

B.     Susunan Sistem Urinaria
1. GINJAL
Ginjal suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum abdominalis di belakang peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung pada dinding belakang abomen. Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada duah buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita.

a. Struktur ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar terdapat lapisan korteks (subtansia kortekalis), dan lapisan sebelah dalam bagian medulla (subtansia medularis) berbentuk kerucut yang disebut renal piramid. Puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dan lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Masing-masing piramid saling dilapisi oleh kolumna spinalis, jumlah renalis 15-16 buah.
Garis-garis yang terlihat pada piramid disebut tubulus nefron yang merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal (tubulus kontortil satu), ansa Henle, tubulus distal (tubuli kontortil dua) dan tubulus urinarius (papilla vateri).

Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam dapat menyaring darah 170 liter.

b. Fisiologi ginjal
                 Ginjal berfungsi:
1.    Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh. Kelebihan air dalam tubuh akan diekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam jumlah besar, sedangkan kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine yang diekskresi berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan relative normal.
2.    Mengatur keseimbangan osmotik dan mempertahankan keseimbangan ion yang optimal dalam plasma (keseimbangan elektrolit). Bila terjadi pemasukan/ pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat pemasukan garam yang berlebihan/penyakit perdarahan (diare, muntah) maka ginjal akan meningkatkan ekskresi ion-ion yang penting (mis. Na, K, Cl, dan fosfat).
3.    Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh bergantung pada apa yang dimakan. Campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam, ginjal menyekresi urine sesuai dengan perubahan pH darah.
4.    Ekskresi sisa hasil metabolisme (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat toksik, obat-obatan, hasil metabolisme hemoglobin dan bahan kimia asing (peptisida).
5.    Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon renin yang mengatur tekanan darah (sistem renin angiotensin aldesteron) dan erittropoiesis untuk memproses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis).

Selain itu ginjal juga membentuk hormon dihidroksi kolekalsiferol (vitamin D aktif) untuk absorbsi ion kalsium di usus.

c. Filtrasi glomerulus
Kapiler glomerulus secara relatif bersifat impermeabel terhadap protein plasma yang lebih besar dan permeabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam amino, glikosa dan sisa nitrogen. Gerakan air dan partikel kecil yang terlarut dalam plasma masuk  ke dalam kapsula Bowmen disebut sebagai filtrasi glomerulus. Tiga faktor dalam proses filtrasi yaitu:
Ø  Tekanan Osmotik (TO). Tekanan yang dikeluarkan oleh air untuk menembus membran semipermeabel ke dalam area yang mengandung lebih banyak molekul, membran semipermeable memungkinkan untuk melewati yang lebih kecil dan air tetapi mencegah molekul yang lebih besar misalnya protein dan plasma.
Ø  Tekanan Hidrostatik (TH). Sekitar 15 mmHg dihasilkan oleh adanya filtrasi dalam kapsula dan berlawanan dengan tekanan hidrostatik darah.
Ø  Perbedaan tekanan osmotik plasma dengan cairan dalam kapsula Bowmen mencerminkan perbedaan konsentrasi protein, perbedaan ini menimbulkan pori-pori kapiler mencegah protein plasma untuk difiltrasi.

d. Proses pembentukan urine
1.     Proses filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai Bowmen yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, yang diteruskan ke tubulus ginjal.
2.    Proses reabsorpsi
pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papila renalis.
3.         Proses sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.

e.    Peredaran darah
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteri renalis. Arteri renalis bercabang menjadi arteri interlobaris kemudian menjadi arteri arkuata. Arteri interloburalis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut glomerulus. Glomerulus dikelilingi oleh alat yang disebut simpai Bowmen. Disini terjadi penyaringan pertama dan kapiler darah yang meninggalkan simpai Bowmen kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.

f.    Persarafan ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari fleksus renalis (vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal. Di atasa ginjal terdapat kelenjar suprarenalis, kelenjar ini merupakan sebuah kelenjar buntu yang menghasilkan dua macam hormon yaitu hormon adrenalin dan hormon kortison.

2.  URETER
  Ureter terdiri dari 2 saluran pipa, masing-masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria), panjangnya ±25-30 cm, dengan penampang ±0,5 cm, sedangkan ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari:
  1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa).
  2. Lapisan tengah lapisan otot polos.
  3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa.

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan peristaltik mendorong urine melalui ureter yang diekskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih tiap 5 menit sekali.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh peritoneum.
Pars abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak di belakang peritoneum sebelah media anterior m.psoas dan ditutupi oleh fasia subserosa. Vasa spermatiak/ovarika interna menyilang ureter secara oblique, selanjutnya ureter akan mencapai kavum pelvis dan menyilang arteri iliaka eksterna.
Ureter kanan terletak pada pars desendens duodenum. Dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka iliokolika,. Ureter kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat apertura pelvis superior dan berjalan di belakang kolon sigmoid dan mesenterium. Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral dari kavum pelvis sepanjang tepi anterior dari insisura iskhiadika mayor dan tertutup oleh peritoneum. Ureter dapat ditemukan di depan arteri hipogastrika bagian dalam nervus obturatoris arteri vasialia dan arteri hemoroidalis media. Pada bagian bawah insisura iskhiadika mayor, ureter agak miring ke bagian medial untuk mencapai sudut lateral dari vesika urinaria.
Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika urinaria pada sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu menembus vesika urinaria, dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup dan pada waktu vesika urinaria penuh akan membentuk katup (valvula) dan mencegah pengembalian urine dari vesika urinaria.
Ureter pada wanita terdapat dibelakang fossa ovarika dan berjalan ke bagian medial dan ke depan bagian lateralis serviks uteri bagian atas,vagina untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm dan selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan menuju ka atas di antara lapisan ligamentum. Ureter mempunyai panjang 2 cm dari sisi serviks uteri.
a.   Pembuluh darah ureter
Ø  Arteri renalis
Ø  Arteri spermatika interna
Ø  Arteri hipogastrika
Ø  Arteri vesikalis inferior
b.   Persarafan ureter
Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior, pleksus spermatikus, dan pleksus pelvis; sepertiga dari nervus vagus; rantai eferens dan nervus vagus rantai eferens dari nervus torakali ke-11 dan ke-12, nervus lumbalis ke-1, dan nervus vagus mempunyai rantai aferen untuk ureter.

3.   VESIKA URINARIA
Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medius.
Bagian vesika urinaria terdiri dari:
  1. Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferen, vesika seminalis, dan prostat.
  2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
  3. Verteks, bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium), tunika muskularis (lapisan otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam). Pembuluh limfe vesika urinaria mengalirkan cairan limfe ke dalam nodi limfatik iliaka interna dan eksterna.
  1. Lapisan otot vesika urinaria
Lapisan otot vesika urinaria terdiri dari otot polos yang tersusun dan saling berkaitan dan disebut m. Detrusor vesikae. Peredaran darah vesika urinaria berasal dari arteri vesikalis superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka interna. Venanya membentuk pleksus venosum vesikalis yang berhubungan dengan pleksus prostatikus yang mengalirkan darah ke vena iliaka interna.
  1. Peredaran darah
  2. Persarafan vesika urinaria
Persrafan vesika urinaria berasal dari pleksus hipogastrika inferior. Serabut ganglion simpatikus berasal dari ganglion lumbalis ke-1 dan ke-2 yang berjalan turun ke visika urinaria melalui pleksus hipogastrikus. Serabut preganglion parasimpatis yang keluar dari nervus splenikus yang berasal dari nervus sakralis 2, 3, dan 4 berjalan melalui hipogastrikus inferior mencapai dinding vesika urinaria. Sebagian besar serabut aferen sensoris yang keluar ddari vesika urinaria menuju sistem susunan saraf pusat melalui nervus splanikus pelvikus berjalan bersama saraf simpatis melalui pleksus hipogastrikus masuk ke dalam segmen lumbal ke-1 dan ke-2 medula spinalis.

4.   URETRA
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
a.       Uretra Pria
Pada laki-laki uretra berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis ke bagian penis panjangnya ±20 cm. Ureter pada laki-laki terdiri dari :
1.      Uretra prostatia
2.      Uretra membranosa
3.      Ureter kavernosa
Lapisan uretra laki-laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa.
Uretra pria mulai dari orifisium uretra interna di dalam vesika urinaria sampaiorifisium uretra eksterna. Pada penis panjangnya 17,5-20 cm yang terdiri dari bagian-bagian berikut:
1.      Uretra prostatika merupakan saluran terlebar, panjangnya 3 cm, berjalan hampir vertikulum melalui glandula prostat, mulai dari basis sampai ke apeks dan lebih dekat ke permukaan anterior. Pada dinding posterior terdapat krista uretralis yang berbentuk kulit yang dibentuk oleh penonjolan membran mukosa dan jaringan dibawahnya dengan panjang 15-17 cm tinggi 3 cm. Pada kiri dan kanan krista uretralis terdapat sinus prostatikus yang ditembus oleh orifisium duktus prostatikus dari lobus lateralis glandula prostata dan duktus dari lobus medial glandula prostata bermuara di belakang krista uretralis.
Bagian depan dari krista uretralis terdapat tonjolan yang disebut kolikus seminalis. Pada orifisium utrikulus, prostatikus berbentuk kantong sepanjang 6 cm yang berjalan ke atas dan belakang di dalam substansia prostato di belakang lobus medial. Dindingnya terdiri dari jarinagn ikat, lapisan muskularis dan membran mukosa.
2.      Uretra pars membranasea merupakan saluran yang paling pendek dan paling dangkal, berjalan mengarah ke bawah dan ke depan dia antara apeks glanudula prostata dan bulbus uretra. Pars membranasea menembus diafragma urogenitalis, panjangnya kira-kira 2,5 cm, di bawah belakang simfisis pubis diliputi oleh jaringan sfingter uretra membranasea. Di depan saluran ini terdapat vena dorsalis penis yang mencapai pelvis dia antara ligamentum transversal pelvis dan ligamentum aquarta pubis.
3.      Uretra pars kavernosus merupakan saluran terpanjang dari uretra dan terdapat di dalam korpus kavernosus uretra, panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari pars membranasea sampai ke orifisium dari diafragma urogenitalis. Pars kavernosus ini dangkal sesuai dengan korpus penis 6 mm dan berdilatasi ke belakang. Bagian depan berdilatasi di dalam gland penis yang akan membentuk fossa navikularis uretra. Orifisium uretra eksterna merupakan bagian erektor yang paling berkontraksi berupa sebuah celah vertikal ditutupi oleh kedua sisi bibir kecil dan panjangnya 6 mm. Glandula uretralis dibagi dalam dua bagian yaitu glandula dan lakuna. Glandula terdapat di bawah tunika mukosa di dalam korpus kavernosus uretra (glandula pars uretralis). Lakuna terdapat di dalam epitelium. Lakuna yang lebih besar disebut lakuna magma orifisium.   
b.      Uretra wanita
Uretra pada wanita, terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke arah atas, panjangnya ± 3-4 cm. Lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra disini hanya sebagai saluran ekskresi. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. Uretra ini menembus fasia diafragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan vagina, 2,5 cm di belakang gland klitoris. Glandula uretra yang terbesar diantaranya adalah glandula pars uretralis (skene) yang bermuara ke dalam orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi. Uretra wanita jauh lebih pendek daripada uretra pria dan terdiri dari lapisan otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot rangka pada muaranya penonjolan berupa kelenjar dan jarinagn ikat fibrosa longgar yang ditandai dengan banyak sinus venosum mirip jaringan kavernosus.




 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar